Oleh: Yuli Dwi Jayanti*
Dalam menyelenggarakna ibadah haji merupakan
pedoman dalam menyangkut rangkaian kegiatan pengelolaan, pelaksanaan pembinaan,
pelayanan, dan perlindungan kepada jama’ah haji. Perlindungan adalah tiga unsur
yang menjadi pillar penyyangga keberhasilan pemerintah dalam menyelenggarakan
ibadah haji. Lembaga pemerintah yang menjadi leading sector penyelengara ibadah
haji adalah kementrian agama. Kantor kementrian agama seksi penyelengara ibadah
haji dan umroh Kabupaten Jepara, bertanggung jawab atas kesuksesan
penyelenggaraan ibadah haji maka di perlukan manajemen pelayanan di kantor
kementrian agama kabupaten jepara.
Pemasaran
(marketing) merupakan sebuah konsep ilmu dalam strategi bisnis yang
bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi stakeholder (pelanggan, karyawan dan pemegang saham).[1] Dalam proses marketing
haji dan umrah ada strategi-strategi khusus yang dimiliki oleh biro-biro travel
haji dan umrah, hal tersebut bertujuan agar para calon jamaah tertarik sehingga
mempunyai keinginan membeli produk yang ditawarkan.
Selanjutnya
melakukan analisis data dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan proses perencanaan
yang membantu perusahaan mengatasi tantangan dan menentukan apa yang harus
dituju secara keseleuruhan. Tujuan utama adari analisis SWOT adalah untuk
membantu organisasi megembangkan kesadaran penuh dari semua faktor yang
terlibat dalam pengambilan keputusan bisnis.[2]
PEMBAHASAN
A.
Strategi
1.
Pengertian strategi
Terdapat berbagai macam pengertian strategi dari para ahli. Menurut
Marus strategi didefinisakan sebagai satu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus
pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau
upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi didefinisakan
secara khusus sebagai tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan bedasarkan suatu pandang tentang
apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa yang akan datang. [3]
2.
Jenis strategi[4]
Goerge A. Steiner menjelaskan bahwa tidak ada klarifikasi atau
pengelompokkan strategi yan diterima secara umum. Namun, strategi dapat dilakuk
daan penggolongan menurut simensi strateginta, yaitu”
a. Klarifikasi
bedasarkan luang lingkup yaitu strategi dapat lebih luas atau lebih semoit
sesuai pemahaman.
b. Klarifikasi
bedasarkan hubungan dengan tingkat
organisasi yaitu strategi yang bedasarkan pada jenjang setiap devisi yang
memiliki strateginya masing-masing dan merupakan cabang dari strategi utama
sebuah perusahaan.
c. Klarifikasi
bedasarkan keterkaitan strategi dengan sumber material atau bukan material
yakni dengan melihat bentuk fisik seperti SDM yang tersedia atau gaya
manajemen, pola fikir atau filsafah perusahaan
d. Klarifikasi
bedasarkan tujuan dan fungsi sebagai contohpertumbuhan adalah sasaran utama
dari kebanyakan perusahaan dan terdapat banyak strategi yang dapat dipilih
untuk menjamin pertumbuhan tersebut.
e. Klarifikasi
bedasarkan srategi pribadi manajer. Semakin tinggi tingkat manajer, semakin
penting artinya strategi ini di kehidupan organisasi.
3.
Tipe Strategi
David (2001) mendefinisan beberapa tipe
strategi yang dapat dikejar perusahaan. Dan ada beberapa tipe strategi:
a. Strategi
Integrasi
1) Strategi
intregase ke depan
Usaha untuk memperoleh kepemilikan atau
kendali yang lebih besar.
2)
Strategi intregase ke belakang
Mengupayakan kepemilikan atau kendali yang
lebih besat atas pemasok perusahan.
3)
Strategi integrase horizontal dan
vertikal
Mengupayakan kepemilikan atau kendali yang
lebih besar atas pesaing perusahaan. Sedangkan vertical memungkinkan sebuah
perusahaan memperoleh kendali atas distributor, pemasok, dan pesaing.
b.
Strategi Intensif
1)
Strategi penetralia pasar
Mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk
produk yang ada di pasar saat ini melalui upaya pemasaran ynag sangat besar.
2)
Strategi pengembangan pasar
Mengenalkan produk atau jasa saat ini ke
wilayah-wilayah geografis yang baru
3) Strategi
pengembangan produk
Mengupayakan peningkatan penjualan dengan
cara memperbaiki prod[5]uk yang ada saat ini agar
tambah menarik.
c.
Strategi Diversifikasi
Ada dua tipe umum strategi diversifikasi yaitu,
terkait dan tidak terkait. Bisnis terkait apabila nilai rantai bisnis memiliki
kesesuaian strategic lintas bisnis yang secara dengan kompetitif. Bisnis yang
tidak terkait adalah tidak memiliki kesesuaan lintas bisnis secara kompetitif.
d.
Strategi Defensif
Selain integrase, intensif dan
diversifikasi, perusahaan juga dapat melakukan penciutan, divestasi, dan
likuidasi. Penciutan terjadi apabila perusahaan melakukan pengelompokan ulang
melalui penguranagn biaya dan aset untuk membalik penjualan dan laba yang
menurun.
B.
Marketing
(pemasaran)
1.
Pengertian Marketing
Pemasaran (marketing) merupakan
sebuah konsep ilmu dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan
berkelanjutan bagi stakeholder
(pelanggan, karyawan dan pemegang saham).[6] Marketing ialah suatu
rangkaian kegiatan untuk memenui kebutuhan dan kepuasan kosumen. Caranya dengan
membuat produk, menentukan harganya, tempat penjualannya dan mempromosikan
produk tersebut kepada kosumen.
Marketing
adalah suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memasarkan produk, baik
barang ataupun jasa, dengan berbagai cara agar produk tersebut disukai dan
digunakan oleh khalayak luas. Pengertian marketing yang lain adalah perpaduan
berbagai aktivitas yang saling terkait dimana tujuannya untuk mengetahui
kebutuhan konsumen atau pasar. Dengan adanya informasi tersebut maka perusahaan
dapat menciptakan atau mengembangkan suatu produk, harga, pelayanan, dan
promosi agar kebutuhan pasar tersebut terpenuhi dan perusahaan mendapatkan
keuntungan. [7]
2.
Konsep Pemasaran[8]
Pemasaran merupakan salah satu upaya
bagaimana ide atau pokok atau jasa kita dapat diterima oleh orang-orang yang
menjadi sasaran atau target (pasar). Penyampaian ini bertujuan agar produk atau
ide atau jasa kita dapat ditangkap oleh pancaindra target. Pancaindra target
tergerak untuk melihat, merasakan, tertarik, dan membeli dari produk atau ide
atau jasa yang kita tawarkan.
Sebenarnya konsep pemasaran secara
sederhana adalah adanya perusahaan, produk, karyawan dan konsmen. Inti dari konsep
pemasaran adalah ketka perusahaan memproduksi suatu produk baru, elibatkan
karyawan, mendistribuskan produk baru, melibatkan karyawan, mendistribusikan
prosuk tersebut sampai ke konsumen, dan kosumen merespons baik adanya produk
itu, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang besar. Dalam pemasaran
sendiri terdapat tiga komponen penting, yaitu:
a.
Pemasaran Internal
Pemasaran ini terjadi di dalam perusahaan mulai dari top manajemen
sampai ke level rendah. Ketika perusahaan meluncurkan produk baru, perusahaan
akan meyakinkan kepada karyawan bahwa produk ini mempunyai manfaat dan dapat
meningkatkan kualitas hidup karyawan.
b.
Pemasaran Ekstrernal
Pemasaran ini terjadi antara perusahaan ke konsumen di mana
perusahaan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Semakin tinggi permintaan
kosumen, perusahaan akan mendapatkan keuntungan yag besar. Semakin rendah
permintaan konsumen, perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan alias rugi.
c.
Pemasaran Interaktif
Merupakan pemasaran secara langsung antara karyawan dengan
konsumen.
3.
Strategi Pemasaran[9]
Strategi pemasaran akan di buat tim
pemasaran yang akan dilakukan untuk mewujudkan maksud dan tujuan perusahaan.
Tim ini biasanya terdiri dari direktur pemasaran, manajer pemasaran, dan brand/produk
manajer. Karena pentingnya penyusunan strategi ini, maka penyusunannya harus
benar-benar sesuai dengan visi, misi, dan motto perusahaan.
Strategi pemasaran merupakan pedoman
utama bagi perusahaan dalam penjualan dan pendistribusian produk ke konsumen.
Sukses dan tidaknya suatu penjualan ditentukan oleh strategi pemasaran yang
dibuat. Strategi ini meliputi Segmentasi, Targetting, dan positions
(Titk Wijayanti, 2003).
a.
Segmentai
Merupakan target konsumen potensial, maksudnya produk-produk baru
dapat diluncurkan tepat sasaran pada konsumen yang benar-benar membutuhkan dan
memerlukan produk tersebut.
b.
Targetting
Merupakan kegiatan memilih dan menilai satu atau lebih segmen pasar
yang akan dimasuki. Tujuan dari penentuan target ini adalah memberikan kepuasan
bagi konsumen. Ketika konsumen puas, maka permintaan akan produk tersebut
semkin meningkat, dengan meningkatnya permintaan maka keuntungan perusahaan
juga mengalami peningkatan.
c.
Positioning
atau penenmpatan
Adalah proses bagaimana produk tersebut mendapat tempat tersendiri
di hati konsumen, produk tersebut menjadi top of mind. Walaupun sudah
banyak produk pesaing, konsuen tetap percaya pada produk tersebut sehingga
produk ini tak dapat digantikan posisinya di hati maupun pikiran konsumen.
C.
Manajemen Pelayanan dan Marketing di Kantor
Kementrian Agama Jepara
Perusahaan didirikan selalu
mempunyai tujuan agar tetap hidup dan berkembang. Tujuan bisa tercapai jika ada
usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan/ laba. Mencari
dan membina langgangan serta usaha menguasai pasar, adalah sebuah cara yang
dilakukan perusahaan untuk mempertahakan dan meningkatkan penjualan perusahaan.
Strategi yang tepat adalah kunci dari sebuah perusahaan untuk memasarkan
produkya agar diminati objek sasaran perusahaan.
Metode analisis SWOT adalah metode
yang digunakan penulis untuk mengungkap 4 sisi pemasalahan dalam strategi
marketing yang ada di Kantor Kementrian Agama Kabupaten Jepara.
Dengan adanya 4 faktor yang ada di dalam analisis SWOT ini menjadikan sebuah
perusahaan lebih mudah untuk mencapai visi dan misinya. Analisis SWOT pertama
kali dipekenalkan oleh Albert S Humphrey pada tahun 1960-an dalam memimpin
proyek riset di Stanford Research Institute yang menggunakan data dari
perusahaan-perusahaan Fortune 500.[10]
“jadi faktor pendukung dari Kementrian Agama Jepara itu dari penyelenggaraan
ibadah haji syarat dengan agama islam, masyarakat di Kabupaten Jepara mayoritas
penduduknya beragama islam lingkungan masyarakat Jepara yang mayoritas beragama
islam setelah itu dengan adanya jumlah staf untuk pelaksana layanan di kantor
kementrian Agama sudah mencukupi dalam memberikan layanan kepada calon jama’ah
haji dan memiliki rata-rata tingkat akademik sarjana dan berpengalaman pada
bidangnya.”
Dari
hasil wawancara di atas, penulis menganalisis bahwa faktor pendukung dan
manajemen pelayanan di Kantor Kementrian Agama Kabupaten Jepara ini dengan mengoptimalkan orang-orang yang berpengaruh
di daerah bidikan-bidikan perusahaan. Karena dengan merekrut marketer yang bisa
berpengaruh dilingkungannya maka akan lebih memudahkan perusahaan memasarkan
produk yang dijual perusahaan. Ketika marketer yang berpengaruh
menceritakan produk yang dijualnya maka akan banyak pendengar yang penasaran
dan tertarik dengan produk yang diceritakannya tadi agar bisa melayani dan
mendapatkan faktor- faktor pendukung yang baik.
Analisis
SWOT perlu dilakukanan oleh marketer pada Kementrian
Agama Kabupaten Jepara agar tercapai visi, misi serta tujuan perusahaan,
analisis tersebut juga bertujuan untuk mengukur kekuatan dan kelemahan guna
mengambil keuntungan dari adanya peluang dan menghindari ancaman-ancaman yang
menganggu visi, misi dan tujuan perusahaan.
a.
Kekuatan (strenght)
Seorang marketer harus mengetahui kekuatan yang dimilikinya, karena
akan menjadi keuntungan baik untuk diri sendiri maupun perusahaan. Adapaun
kekuatan marketer yang dimiliki oleh marketer Di Kantor Kementrian Agama Kabupaten Jepara untuk meningkatkan penjualannya adalah :
1.
Mempunyai sumber daya manusia atau
staf kantor Kementrian Agama yang rata- rata mempunyai
tingkatan pendidikan yang tinggi dan berpengalaman.
2.
Memeiliki kekuatan kepercayaan dari
masyarakat karena marketer Kantor Kementrian
Agama Kabupaten Jepara kebanyakan dari pihak-pihak
berpengarus di daerah masing-masing. Dengan melalukan pendekatan secara
emosional kepada para calon jamaah akan mempermudah marketer memikat
hati untuk bergabung pada produk yang ditawarkannya.
3.
Mampu memberikan informasi dan
bertanggung jawab atas tugasnya selaku marketer yang berkompeten.
b.
Kelemahan (Weekness)
Kelemahn-kelemahan yang dimiliki marketing Di kantor Kementrian Agama Kabupaten Jepara :
1.
Sumber Daya Mannusia dan sarana prasarana
2.
Perlu adanya pelatihan pengembangan keterampilan terkait pendalaman
pengoprasian teknologi sebagai sarana pelayanan
c.
Peluang (Opportunity)
Peluang yang bisa dicapai Marketer dalam meningkatkan penjualan produk
umrah di Kantor Kementrian Kabupaten Jepara
adalah :
1.
Semakin meningkatnya keinginan
masyarakat untuk menjalankan ibadah Haji dan
dapat dilihat dari lingkungan masyarakat dan hubungan kerja dengan kolega dalam
rangka penyelenggaraan ibadah haji
2.
Seksi PHU sukses menyelenggarakan ibadah haji akan menciptakan citra positif
3.
Hubungan kerjasama dan koordinasi dengan lembaga pemerintah dan
swasta seperti KUA, BPS BPIH , KBIH.
d.
Ancaman (Threat)
Ancaman merupakan keadaan yang tidak menguntugkan. Adapun beberapa
ancaman yang dapat menggaggu keberhasilan marketer dalam meningkatkan jumlah
pendaftar Kantor Kementrian Agama Kabupaten Jepara
diantaranya :
1.
Perubahan regulasi ibadah haji dan karakteristik jama’ah calon
haji
2.
Keragaman Jama’ah calon haji dilihat dari faktor usia,
pendidikan,ekonomi, dan sosial .
PENUTUP
Simpulan
Persaingan perusahaan dalam bisnis
haji dan umrah semakin banyak diminati masyarakat yang mempnyai jiwa-jiwa
pengusaha. Hal tersebut diperlukan marketing yang kompeten yang mampu menjaring
para calon jamaah haji dan umrah agar mau mendaftar di masing-masing perusahaan
yang ditawarkan. Tujuan dari penyelenggaraan ibadah haji dan umrah sendiri
adalah untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kepada jamaah
haji, dengan mengedepankan asas keadilan, profesional, dan akuntabel adalah
wujud pelayanan haji dan umrah dari setiap perusahaan.
Perusahaan harus mengetahui strategi
pemasaran dan segmentasi pasar dalam setiap usaha yang dijalankan. Dibutihkan
teknik pemasaran yang kompeten, dimana pengertian pemasaran adalah proses
pelaksanaan kegiatan usaha perdagangan dari produsen ke konsumen berupa barang
dan jasa, yang di dalamnya mengandung positioning,
differentitation, dan brand.
Pemasaran (marketing) merupakan
sebuah konsep ilmu dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan
berkelanjutan bagi stakeholder
(pelanggan, karyawan dan pemegang saham). Dalam proses marketing haji dan umrah
ada strategi-strategi khusus yang dimiliki oleh biro-biro travel haji dan
umrah, hal tersebut bertujuan agar para calon jamaah tertarik sehingga
mempunyai keinginan membeli produk yang ditawarkan.
Metode analisis SWOT adalah metode
yang digunakan penulis untuk mengungkap 4 sisi pemasalahan dalam strategi
marketing yang ada Di Kantor Kementrian Agama Kabupaten Jepra.
Dengan adanya 4 faktor yang ada di dalam analisis SWOT ini menjadikan sebuah
perusahaan lebih mudah untuk mencapai visi dan misinya.
*Penulis
adalah Mahasiswa Prodi Manajemen Dakwah IAIN Kudus
[1] Ali Hasan, Marketing
[3] Dimas hendika.
Analisis Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Daya Saing UMKM (studi pada
Batik Diajeng Solo). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 29 no. 1 desember
2015 hal. 60
[4] Rizky Nur
Fajrianto, Skripsi:”Strategi Marketing Public Relation PT. Wahana Mitra
Wisata dalam Meningkatkan Penjualan Produk Umrah”, (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, 2018). Hal. 18-19
[5] Rachmat, Manajemen Strategi, (Bandung:
CV Pustaka Setia, 2014).
[8] Rakhman, Arief, “Dasar-Dasar Marketing” (Yogyakarta: Quadrant, 2018).
Hal. 88-90
[9] Ibid. Hal. 92-94