:Forsilatnas ke-IV PPM IT
Aswaja
WAWASANews.Com-Magelang
www.ppmaswaja.org |
Banjir
informasi sejak internet jadi kebutuhan yang tak terpisahkan dari kultur
komunikasi berbasis teknologi, harus diimbangi dengan konten media yang
berempati dan tidak provokatif. Kesadaran itulah yang mengemuka dalam Forum
Silaturrahim Nasional (Forsilatnas) ke-IV oleh Persaudaraan Profesional Muslim
(PPM) Ahlussunnah Waljamaah di Pesantren Interpreneur (Partner) Magelang, 20-21
Februari lalu.
KH.
Yusuf Chudhori mengatakan, banyaknya konten media online yang menyesatkan dan
tidak selaras dengan kebhinnekaan dan kebangsaan tidak bisa dibiarkan, apalagi
mengatasnamakan Islam. “PPM IT Aswaja harus bisa mewarnai dengan konten Islam
yang ramah agar ajaran Aswaja terjaga di Nusantara ini,” ujar Gus Yusuf kepada WAWASANews.Com.
Ada
kegelisahan negatif yang sama, kata Yusuf, ketika melihat perkembangan media
tanpa kontrol. Dia menyebut bahwa kebutuhan dakwah di era informasi ini tidak
bisa hanya menggantungkan pada kultur penyampaian pesan secara oral, mimbar ke
mimbar dan ketemu fisik.
“Masyarakat
sekarang ini banyak yang haus dakwah ala kyai NU. Kyai instan tidak bisa
memenuhi dahaga umat karena ruh dakwah mereka tidak dari hati ke hati. Inilah
yang menjadi tugas PPM Aswaja kepada kyai yang istiqomah berdakwah, untuk
memunculkan mereka ke permukaan,” kata Gus Yusuf.
Gus
Yusuf yang jadi tuan rumah ratusan web admin Aswaja tersebut juga menyarankan
untuk terus menyinergikan gerakan dakwah online cyber dengan para kyai.
Menurutnya, PPM Aswaja itu ibarat tukang gosok, dan kyai itu mutiara. Jika kyai
terus diminta peran aktifnya oleh PPM Aswaja, mutiara pun akan terus mengkilap.
Atraktif
Dalam
kesempatan sharing acara, hadir juga pemilik Televisi Komunitas Grabak TV
Magelang, Hartanto. Ia mengapresiasi acara Forsilatnas karena menurutnya, media
mainstream selama ini tidak memunculkan empati dan justru mempertontonkan
keteladanan negatif.
Tanto,
panggilan Hartanto, menyarankan kepada 450-an lebih web admin di PPM Aswaja
agar atraktif dan provokatif menyampaikan pesan. “Apalagi media online
rata-rata berkonten grafis teks. Tanpa penyampaian yang atraktif, semisal
membuat konten dengan audio visual yang mendalami teknik durasi, long shoot,
close up yang punya arti, masyarakat tetap masih melirik media mainstream,”
papar Tanto.
Dia
berharap kepada PPM Aswaja agar bisa menjadi penyelamat masyarakat dari
kehancuran sikap. “Selama ini masyarakat itu membayar sesuatu untuk
menhancurkan dirinya sendiri lewat iklan dan tayangan yang tidak mendidik,”
tuturnya.
Sebagai
keterangan, PPM Aswaja adalah jaringan anak muda NU yang konsen dalam bidang IT
yang tersebar di seluruh Nusantara. Hasil rintisan mereka antara lain: www.aswajanu.com,
www.moslemwiki.com, www.moslemarket.com, www.moslemforall.com, www.moslemfriend.com,
dll. Ratusan web admin situs anti Islam anarkhis, bergabung di jaringan ini. (Badri)