Kumpulan Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah- Berikut ini adalah inti dari Aqidah Ahli Sunnah wal Jamaah sebagaimana dihimpun oleh KH Sirajuddin Abbas dalam kitabnya I’tiqod Ahlus Sunnah wal Jamaah.
31. Silsilah nenek moyang Nabi Muhammad SAW adalah Muhammad bin
Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin
Marrah bin Ka’ab bin Luai bin Galib bin Fihir bin Malik bin Nadlar bin Kinanah
bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudlar bin Ma’ad bin Adnan. Dari pihak
ibu adalah ; Muhammad bin Aminah binti Wahab bin Abdul Manaf bin Zahrah bin
Kilab (nenek Nabi yang keenam dari pihak bapak).
32. Isteri-isteri Nabi Muhammad SAW dari mulai kawin sampai beliau
wafat adalah: Ummul Mu’minin Khadijah binti Khuwailid, Aisyah binti Abu Bakar,
Hafsah binti Umar, Ummu Salamah binti Abi Umayyah, Ummu Habibah binti Abi
Sufyan, Saudah binti Zam’ah, Zainab binti Jahasy, Zainab binti Khuzaimah,
Maimunah binti Harits, Juwairiyah binti Harits, dan Safiyah binti Hay. ra.
33. Putra-putri Nabi Muhammad SAW adalah : Zainab, Ruqayyah, Ummu
Kalsum, Siti Fatimah, Qasim, Abdullah, dan Ibrahim. ra.
34. Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT kepada seluruh umat
manusia, tidak pandang suku, tidak pandang negeri dan tidak pandang agama.
35. Nabi Muhammad SAW Mi’raj ke langit melalui Baitul Muqaddas
(Palestina) tanggal 27 Rajab dan kembali malam itu juga ke dunia membawa
perintah shalat lima kali sehari semalam. Nabi saw. mi’raj dengan badan dan ruh
beliau.
36. Nabi Muhammad SAW terdahulu diangkat menjadi nabi dibanding
nabi-nabi yang lain, yaitu ketika Nabi Adam masih terbaring dalam surga sebelum
dineri jiwa. Karena itu, beliau (Nabi Muhammad SAW) adalah nabi yang paling
dahulu diangkat dan yang paling akhir lahir ke dunia.
37. Nabi Muhammad SAW menerima syafaat (bantuan) nanti di akhirat
kepada seluruh manusia. Syafaat (bantuan) itu bermacam-macam, diantaranya
menyegerakan proses penghisaban di padang Mahsyar.
38. Sesudah Nabi Muhammad SAW meninggal dunia, maka pengganti beliau
yang sah adalah Sayyidina Abu Bakar ra. sebagai khalifah pertama, Sayyidin Umar
bin Khattab ra. sebagai khalifah kedua, Sayyidina Utsman bin Affan ra. sebagai
khalifah ketiga, dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. sebagai khalifah keempat.
39. Wajib diyakini bahwa yang paling mulia di antara makhluk Tuhan
ialah Nabi Muhammad SAW, sesudah itu Rasul-rasul yang lain, lalu para Nabi,
para Malaikat, barulah Muslimin yang lain.
40. Wajib diyakini bahwa sahabat Nabi Muhammad SAW yang paling mulia
adalah Sayyidina Abu Bakar, sesudah itu Sayyidina Umar bin Khattab, sesudah itu
Sayyidina Utsman bin Affan lalu Sayyidina Ali bin Abi Thalib, sesudah itu
sahabat-sahabat yang sepuluh yang telah dikabarkan oleh Nabi Muhammad SAW akan
masuk surga, yaitu 4 orang khalifah ditambah dengan Thalhah bin Ubaidillah,
Zubair bin Awwam, Abdurahman bin ‘Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Sa’id bin Zaid,
Abu Ubaidah, Amir bin Jarrah, sesudah itu sahabat-sahabat yang ikut Perang
Badar, sesudah itu sahabat-sahabat yang ikut Perang Uhud, sesudah
sahabat-sahabat yang ikut Bai’atur Ridlwan, lalu sekalian sahabat Nabi ra.
41. Dalam soal pertikaian dan peperangan yang terjadi antara para
sahabat Nabi, seperti “Perang Jamal” antara Siti Aisyah dan Sayyidina Ali, “Perang
Shifiin” antara Sayyidina Ali dengan Mu’awiyah, kaum Ahlussunnah wal Jama’ah
menanggapi secara positif tidak banyak dibicarakan, tetapi dianggap bahwa
mereka berijtihad menurut pendapat mereka masing-masing. Kalau ijtihad itu
benar pada sisi Allah SWT mereka dapat pahala dua, tetapi kalau ijtihad mereka
salah maka mereka mendapat pahala satu atas ijtihadnya itu.
42. Kaum Ahlussunnah wal Jama’ah yakin, bahwa sekalian keluarga Nabi
Muhammad SAW, khususnya Siti Aisyah Ummul Mu’minin yang dituduh berbuat
kesalahan adalah bersih dari noda. Fitnah yang dilancakan kepada keluarga Nabi
adalah fitnah yang dibuat-buat (QS an Nur ayat 11).
43. Kerasulan seorang rasul adalah karunia Allah SWT. Pangkat tersebut
tidak bisa didapatkan dengan diusahakan, umpamanya dengan bersekolah atau
bertapa dan lain-lain.
44. Rasul-rasul yang dibekali dengan mu’jizat, yaitu perbuatan yang
ganjil yang diluar kemampuan manusia biasa, misalnya Nabi Ibrahim AS tidak
tebakar dengan api, Nabi Isa AS dapat menghidupkan orang yang telah mati, Nabi
Musa AS bisa nenjadikan tongkatnya menjadi ular, Nabi Muhammad SAW dengan kitab
suci Al-Qur’an yang tidak dapat ditiru oleh orang-orang yang pandai, air keluar
dari anak jari beliau, bulan dapat dibelah dua, matahari berhenti berjalan, dan
lain sebagainya.
45. Kaum Ahlussunnah wal Jama’ah meyakini adanya keramat. Keramat
artinya pekerjaan yang ganjil yang di luar kebiasaan yang mampu dikerjakan oleh
para wali Allah, ulama’-ulama’, orang-orang sholih, umpamanya makanan datang
sendiri kepada Siti MarDiam, ahli gua tidur selama 309 tahun tanpa rusak
dagingnya.
46. Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang terakhir, tidak ada lagi Nabi
sesudah beliau. Begitu juga pangkat kenabian dan kerasulan, begitu juga
nabi-nabi pembantu tidak ada lagi sesudah Nabi Muhammad SAW. Siapa saja yang
menda’wakan dirinya sebagai nabi atau rasul baik nabi bersendiri maupun untuk
menjelaskan syari’at Nabi Muhammad SAW, maka orang itu pembohong yang wajib
dilawan.
47. Wajib dipercayai adanya Arsy, yaitu suatu benda makhluk Allah SWT
yang dijadikan dari nur, terletak di tempat yang tinggi dan mulia, yang tidak
diketahui hakekatnya dan kebesarannya. Hanya Allah SWT yang mengetahui, kita
hanya wajib mengimaninya.48. Wajib diketahui adanya “Kursi Allah SWT” yaitu
suatu benda makhluk Allah SWT yang bedekatan dan bertalDian dengan Arsy.
Hakekat keberadaannya diserahkan kepada Allah SWT. Yang wajib kaum Ahlussunnah
wal Jama’ah adalah mempercayainya.
49. Wajib dipercayai adanya Qalam, yaitu suatu benda yang dijadikan
Allah SWT untuk ‘menuliskan’ segala sesuatu yang akan terjadi di Lauh Mahfudh.
Sekalian yang terjadi di dunia ini sudah dituliskan dengan Qalam di Lauh
Mahfudh terlebih dahulu.
50. Surga dan neraka bersama penduduknya akan kekal selama-lamanya,
tidak akan habis. Keduanya dikekalkan Allah SWT agar yang berbuat baik
merasakan selama-lamanya ni’mat pekerjaan dan yang berbuat dosa merasai
selama-lamanya siksa atas pebuatannya.
51. Dosa itu, menurut faham Ahlussunnah wal Jama’ah, terbagi dua, ada
dosa besar dan ada dosa kecil. Dosa besar itu ialah syirik (mempersekutukan
Alloh) ini paling berat atau paling besar, membunuh manusia dengan tidak hak,
makan riba/rente uang, lari dari medan perang (perang sabil), menjadi tukang
sihir mendurhakai ibu bapak, berbuat zina, berbuat liwath, berdusta terhadap
Nabi dan lain-lain sebagainya. Kalau dosa besar tidak dikerjakan, maka
dosa-dosa kecil akan diampuni saja oleh Alloh. Dosa besar hanya dapat diampuni
kalau si pembuatnya taubat kepada Alloh.
52. Orang mukmin bisa menjadi kafir kembali (riddah) dengan melakukan
hal-hal di bawah ini :
a. Dalam i’tiqad : i. Syak atau ragu atas adanya Tuhan. ii. Syak atau
ragu akan ke-Rasulan Nabi Muhammad Saw. iii. Syak atau ragu bahwa Al-Qur’an itu
wahyu Tuhan iv. Syak atau ragu bahwa akan ada hari kiamat, hari akhirat, surga,
neraka dan lain-lain sebagainya. v. Syak atau ragu bahwa Nabi Muhammad Saw
Isra’ Mi’raj dengan ruh dan jasad. vi. Meng-i’tiqadkan bahwa Alloh tidak
mempunyai sifat seperti ilmu, hayat, qidam baqa’, dan lain-lain. vii.
Meng-i’tiqadkan bahwa Alloh bertubuh serupa manusia. viii. Menghalalkan
pekerjaan yang telah sepakat ulama’ Islam mengharamkannya, seperti meyakini
bahwa zina boleh baginya, berhenti puasa boleh baginya, membunuh orang boleh
baginya, makan minum haram boleh baginya dan lain-lain sebagainya. ix.
Mengharamkan pekerjaan yang sudah sepakat ulama’ Islam membolehknnya, seperti
kawin haram baginya, jual beli haram baginya, makan minum haram baginya dan
lain-lain sebagainya. x. Meniadakan suatu amalan ibadah yang telah sepakat
ulama’ Islam mewajibkannnya, seperti sembahyang, puasa, zakat dan lain-lain
sebagainya. xi. Mengingkari kesahabatan para sahabat-sahabat Nabi yang utama
seperti Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar bin Khathab dan lain-lain
sebagainya. xii. Mengingkari sepotong atau seluruhnya ayat suci Al-Qur’an atau
menambah sepotong atau seluruh ayat suci al-Qur’an dengan tujuan menjadikannya
menjadi Al-Qur’an. xiii. Mengingkari salah seorang Rasul yang telah sepakat
ulama’-ulama’ Islam mengatakannya Rasul. xiv. Mendustakan Rasul-rasul Alloh.
xv. Meng-i’tiqadkan ada Nabi sesudah Nabi Muhammad Saw. xvi. Mendakwahkan jadi
Nabi atau Rasul setelah Nabi Muhammad Saw.
b. Dalam amalan: i. Sujud kepada berhala, pada matahari, pada bulan
dan lain-lain. ii. Sujud kepada manusia dengan suka rela. iii. Menghina
Nabi-nabi atau Rasul-rasul dengan lisan maupun perbuatan. iv. Menghina
kitab-kitab suci dengan lisan atau perbuatan. v. Mengejek-ejek agama atau Alloh
dengan lisan atau tulisan. dll.
c.
Dalam perkataan i. Mengucapkan “Hai kafir”, kepada orang Islam. ii.
Mengejek-ejek atau menghina nama Alloh. iii. Mengejek-ejek hari akhirat, surga
dan neraka. iv. Mengejek-ejek salah satu syari’at, misalnya shalat, puasa,
zakat, haji, thawaf keliling Ka’bah, wukuf di Arafah dan lain-lain sebagainya.
v. Mengejek-ejek malaikat-malaikat vi. Mengejek-ejek Nabi-nabi dan Rasul-rasul.
vii. Mengejek-ejek keluarga Nabi. viii. Mengejek-ejek Nabi Muhammad SAW, dll. -----------------
Untuk bagian ke-2 dari Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah silakan baca Ini Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah (11-30). Anda juga bisa membaca bagian ke-1 dengan membaca Inilah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah (1-10).