Semarang-WAWASANews.Com
Janggal,
Panwaslu terbaik se-Jawa Tengah yang telah mendapat penghargaan atas
prestasinya menangani pelanggaran pidana Pemilu, yaitu Panwaslu Kabupaten
Semarang, tidak lolos seleksi calon Panwaslu untuk Pemilihan Bupati Semarang
2015.
Ketua
Panwaslu Kabupaten Semarang, Agus Riyanto, yang September lalu mendapat award sebagai Ketua Panwaslu Terbaik dari
Bawaslu Jateng karena telah berhasil membawa Bupati Semarang Munjdirin divonis
pidana Pemilu karena terbukti melakukan money
politic dalam kampanye di
masa Pileg lalu, tidak lolos.
Tim
Seleksi Calon Anggota Panwaslu Pemilihan Bupati dan Walikota di Jateng Tahun
2015 melalui keputusan nomor 06/TIMSEL-PANWAS-JTG/XII/2014 tanggal 19 Desember 2014 tidak
memasukkan namanya sebagai peserta yang lolos tes wawancara dalam pengumuman
yang diunggah di www.bawaslujatengprov.go.id/seleksipanwas.
Rekannya, Mardoyo
yang di masa Pilgub Jateng 2013 menjadi Ketua Panwaslu Kabupaten Semarang, juga
tidak lolos. Hanya Bambang Purwanto yang lolos dari tiga anggota Panwaslu
Kabupaten Semarang yang mendaftar lagi.
Hal yang
mengejutkan adalah, Bawaslu Jateng baru saja menerima penghargaan dari Bawaslu
RI sebagai Bawaslu Provinsi Terbaik dalam penanganan pelanggaran Pemilu. Dan
prestasi itu diperoleh salah satunya dan yang menonjol adalah pemidanaan Bupati
Semarang oleh Panwaslu Kabupaten Semarang. Akan tetapi personil yang membawa
prestasi gemilang itu tidak masuk dalam enam orang calon anggota Panwaslu yang
berhak mengikuti tahap akhir seleksi, yaitu fit
and proper test.
Dengan kata lain,
penghargaan dari Bawaslu tidak ada artinya dan tidak menjadi pertimbangan tim
seleksi calon anggota Panwaslu 2015 untuk memilihnya.
Hal itu disampaikan
Agus Riyanto kala diwawancarai via telepon, Jum’at (19/12). “Penghargaan dari Bawaslu Jateng
kepada saya tampaknya tidak ada artinya. Timsel tidak melihat hal itu. Dan saya
legowo saja,” ujarnya.
Agus yang dikenal
tegas tanpa kompromi, mengaku akan menekuni hobinya bertani dan beternak. Serta
kembali aktif menjadi advokat bersama rekannya yang berkantor di Surakarta.
Sama halnya
Mardoyo, mengaku pasrah saja menerima keputusan timsel tersebut. “Saya pasrah saja. Mungkin Timsel
punya pertimbangan tersendiri mengapa prestasi kami tidak jadi bahan
pertimbangan. Saya legowo saja,” tuturnya dihubungi telepon.
Baik Agus maupun
Mardoyo berpesan, masyarakat jangan berprasangka macam-macam atas
ketidaklolosan keduanya. Mereka mengajak semua pihak percaya sepenuhnya bahwa
Timsel tidak terkena pengaruh politik atau intervensi apapun dalam menentukan
calon anggota Panwaslu.
Mardoyo juga
mengajak semua pihak tidak mengait-ngaitkan lolosnya satu anggota Panwaslu
Kabupaten Semarang, Bambang Purwanto yang menjadi rekan kerja satu kantor
dengan ketua Timsel Edi Pranoto di kampus Universitas 17 Agustus 1945 (Untag)
Semarang. Segala spekulasi maupun praduga apapun tidak boleh dicuatkan dalam
seleksi Panwaslu kali ini.
“Kami mengajak
masyarakat jangan berpspekulasi macam-macam soal ketidaklolosan kami.
Percayalah bahwa Timsel Panwaslu sangat independen dan kredibel. Jangan
berprasangka ada unsur nepotisme atau unsur politis. Sebab tidak jamannya lagi
tekan-menekan sekarang ini,” tutur Mardoyo yang menjadi pengawas Pemilu sejak
zaman orde baru ini.
Harapan Besar
Panwaslu
berprestasi lain yang anggotanya
tidak lolos adalah Kota Semarang. Meski merupakan Panwaslu pertama di Indonesia
yang bisa membawa kasus pidana pemilu ke Pengadilan, yang membuat gubernur dua
periode DKI, ketua umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Letjend
TNI (purn) Sutiyoso divonis bersalah karena berkampanye di luar jadwal, anggotanya tidak lolos seleksi
tahap wawancara. Ialah Mohammad Ichwan.
Ichwan yang menjadi
koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antarlembaga adalah saksi pelapor
dalam kasus Sutiyoso. Bersama rekannya, Sri Wahyu Ananingsih yang kali ini
tidak mendaftar lagi karena harus menyelesaikan kuliah S3-nya di UGM.
Panwaslu Kota
Semarang pula, yang pertama kali mengungkap dan mengusut penggunaan mobil dinas
serta pelibatan siswa sekolah dan PNS dalam Deklarasi Pasangan Hadi Prabowo-Don
Murdono di masa Pilgub Jateng 2013. Ichwan selaku ketua tim lapangan pengawasan
waktu itu yang b mengumpulkan seluruh foto mobil dinas di lokasi deklarasi,
yang kemudian menjadi barang bukti kasus tersebut.
Tapi rupanya, hal
itu tidak menjadi bahan pertimbangan Timsel. Sehingga mantan wartawan Harian
Semarang ini tidak lolos seleksi.
Ditemui di kantor
Panwaslu Kota Semarang Ichwan mengatakan, ia menerima keputusan Timsel dengan
senang hati. Menurutnya, Timsel pastilah memiliki peniliaian tersendiri untuk
memilih calon anggota Panwaslu yang terbaik.
“Saya menerima
dengan senang hati,” ujar pengawas yang pernah menjatuhkan sanksi kepada Camat
Genuk dan 12 Lurah di Genuk, serta merekomendasikan sanksi disiplin kepada 7
PNS di Kota Semarang karena terlibat dalam politik praktis ini.
Ichwan mengaku akan
kembali aktif di dunia asalnya, jurnalistik. Ia mengaku telah diberi amanah
sebagai sekretaris redaksi sekaligus redaktur pelaksana Majalah Suara NU Jawa
Tengah.
Sebagai aktivis NU,
ia mengajak semua pihak tidak mengait-ngaitkan ketidaklolosannya dengan unsur
politik jelang Pilwalkot Semarang. Soal dulu dia pernah satu langkah hampir
bisa memidanakan Juliari P Batubara karena diduga melibatkan PNS dan
menggunakan fasilitas pemerintah Kota Semarang, serta hampir bisa memperkarakan
beberapa Caleg termasuk Fadli Zon karena dugaan politik uang, tidak perlu
dihubungkan dengan ketidaklolosannya. Yang pasti, kata dia, Timsel tidak
memerlukan sosok Panwaslu model seperti dirinya.
“Saya mengajak
siapapun tidak perlu menghubungkan ketidaklolosan saya dengan kasus politik
yang pernah saya tangani. Yang jelas Timsel tidak memerlukan model pengawas
pemilu seperti sosok saya ini,”.
Pria yang pernah
menjadi anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Pedurungan ini mengatakan,
dia punya harapan besar Panwaslu Kota Semarang baru nanti akan jauh lebih
bagus. Karena dia percaya orang-orang yang nanti terpilih pasti jauh lebih
berkualitas daripada dirinya.
“Saya punya harapan
besar Panwaslu Kota Semarang nantinya jauh lebih bagus daripada periode saya,”
pungkasnya. (Badri)