Suasana seminar: "Kendal: Antara Beribadat dan Hebat" |
Bupati Kendal yang dalam
kesempatan ini diwakili asisten pemerintahan Winarno menjelaskan, pergantian
slogan Kendal Beribadat menjadi Kendal Hebat dimaksudkan untuk memotivasi
kabupaten Kendal menjadi kabupaten yang benar-benar Hebat dalam artian yang positif.
Winarno menambahkan bahwa slogan Beribadat sudah ada sejak tahun 1991 yang
diatur dalam Perda No 19 tahun 1991. “Setelah 22 tahun kita butuh aktualisasi
diri untuk memotivasi kita menjadi lebih baik, dengan harapan benar-benar
menjadi kabupaten yang hebat,” ungkap Winarno.
Pendapat lain diungkapkan
anggota DPRD Kendal Kartiko Nursapto, menurutnya rencana pergantian slogan
hanya pengakuan implisit Bupati. Wacana pergantian slogan tidak memiliki
landasan yang kuat untuk ditindak lanjuti. “Seharusnya Bupati lebih memikirkan
hal-hal yang lebih terlihat nyata, pembangunan infrastruktur kendal seperti
pembangunan dan perbaikan jalan seharusnya menjadi prioritas bupati daripada
nguri-nguri masalah slogan.” tegas politisi PKS tersebut.
Joko J Prihatmoko dari
kalangan akademisi tidak sepenuhnya menolak pergantian slogan Kendal, namun
Joko mengakui penggunaan kata hebat sebagai slogan Kabupaten Kendal dirasa
terlalu memaksa dan terkesan narsis. Karena menurutnya, jarak antara kenyataan
dan slogan menjadi penting agar tidak berakitan mempermalukan diri sendiri.
“Slogan daerah atau city branding harus dijadikan sebagai akibat, bukan sebab,”
imbuh pria yang juga berstatus dosen Ilmu Politik FISIP Universitas Wahid
Hasyim Semarang tersebut.
Joko juga menambahkan penggunaan
kata hebat sangat terindikasi dengan kepentingan politik Bupati Kendal. Kata
hebat diduga masih berhubungan dengan slogan partai PDI Perjuangan (Indonesia
Hebat) yang juga menggunakan kata tersebut. Sperti diketahui bersama bahwa
Bupati Kendal saat ini juga menjabat sebagai ketua DPC PDI Perjuangan Kendal.
(Mustafad)