Puisi
Cowong
tersing dalam sebuah kelam malam
sayup-sayup
pekat kian hening
meraba
sukma malam begitu haru
rangkaian
ritual sang jagat raya
di
masa kemarau terjaga
malam
tenggelam nyanyian roh memanggil
sebagai
perlambangan ingatkan Agung Sang Kuasa
diatas
langi-langit pekat
doa-doa
para roh tumpahkan hujan seijin sang kuasa
menjelma
dalam rahim bumi
sebagi
sebuah khas roh nenek moyang
harum
kembang sesaji menusuk sukma
hingga kian memisau merasuk tulang paling
sum-sum
Jeruji Besi
_tahanan
nusakambangan_
Bagaikan raga tertusuk sesaknya udara pagi
Di ruang sempit yang penuh dengan caci dan
maki
Hanya sesal yang mampu membayangi diri
Serasa hidup dengan kehampaan di tengah
keramaian
Hanya masalah yang tak kunjung henti
Tak mampu membagi semua keluh kesah di hati
Hanya cacian dan makian kemelut resah tiada
bertepi
Segala kehidupan yang kian tak mampu diluapkan
Purwokerto,
31Maret 2013
Nyayian Roh
Di
suatu malam larut kabut dan hujan saling bertemu
menepi dalam titisan angin sayu
menerjang lorong-lorong sunyi
rintik hujan temani nyanyian para roh
bunga kantil bunga kamboja
terurai wangi persembahan roh-roh iblis
merasuk dalam merdu tangisan-tangisanya
tangis nestapa lirih menusuk telinga
tercabik-cabik dosa diri penuh duri
roh-roh yang menjelma dalam dunia tak bertepi
menangis meratap diri
dimalam penuh tangisan nyanyian
di
malam-malam pekat
menahat sakit menyayat uluh nadi
bernyanyi dengan nyayian tangis
hingga malam pekat nyanyianmu wahai para roh-roh
Sokaraja, 30 Oktober 2013
Rumput Kering
desir angin merayap akar tubuhnya
ketika cahaya tampak penuh seluruh
menggoyahkan nestapa begitu lirih
saat rumput-rumput kering perlahan rapuh
menjelma dalam hening malam
kau terbangkan rumput-rumput itu
menjadi sebuah bagian dari debu
yang diombang-ambingkan angin malam
wahai rumput-rumput kering
andai aku bisa merasakan apa
yang engkau rasakan
akan aku sampaikan nestapa
yang begitu menyayat hati
sebagai bagian dalam makna hidup
begitu membaja dalam jiwa
karena itulah hidup belajar dari rumput-rumput kering
Sokaraja,29 Oktober 2013
Benalu
Berjalandibolamatamu
Menjadibenaluhidupdisetiapjalanku
Bagaikansepidansenja yang
selalumenghampiri
Resahhati yang selalumemerahdijiwa
Hanyahidup
yang akanmenjadisaksi
Indah
cintamu yang merasuksukma
Mengukirsepi
di setiapkalbuku
Mengingatsenyumindah
yang telahmenggoreskanluka
Cilacap, 24 Maret 2013
----------------------------------------------------------------------
Destoro Setyawan atau sering dikenal dengan nama Tyan
Vellix lahir dari keluarga sederhana di Cilacap, 25 Desember 1991. Dia adalah
seorang mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Sebetulnya
dia tidak begitu suka untuk menulis puisi tetapi lebih suka menulis lagu dan
dari kegemarannya menulis tersebut dia iseng-iseng untuk menulis puisi dan
menjadi menekuninya. Seiring berjalanya waktu penulis hanya berharap karyanya
dapat dinikmati oleh masyarakat.