Oleh Moh. Romadlon
Judul
Buku : 101 Young Ceo
Penulis : Ilman Akbar
Penerbit : Metagraf
Cetakan : I, 2013
ISBN : 978-602-9212-81-5
Tebal : xxxiv, 350 halaman.
Dewasa ini, di kalangan para muda
muncul tren baru, yaitu berwirausaha. Tentu ini hal yang sangat menggembirakan
karena kewirausahaan merupakan solusi ampuh berbagai masalah sosial yang
membelit bangsa ini, seperti masalah pengangguran dan kemiskinan. Dengan tren
ini pula harapan akan adanya perubahan di masa depan bukan hal yang mustahil
mengingat bentuk dan warna bangsa di masa depan sangat bergantung dari bentuk
dan warna para pemuda sekarang.
Demam entrepreneurship
pada generasi muda sekarang tidak bisa lepas dari adanya perkembangan teknologi
khususnya di bidang web dan internet. Selain itu, juga dipicu oleh kehidupan
masyarakat yang kian baik, serta banyaknya fakta para muda yang berhasil dalam
bisnisnya.
Dalam buku ini, penulis merangkum
kisah, trik dan tips para pebisnis muda Indonesia dalam meraih kesuksesan. Mereka
bergelut dalam ragam bidang bisnis, diantaranya design, fashion, film,
animasi, internet, kuliner, musik,
kerajinan, pendidikan, dll. Menariknya rata-rata mereka masih berusia sekitar
30 tahun, namun capaiannya sangat mencengangkan.
Toh begitu, yang menjadi pelajaran
berharga bukan kondisi saat mereka mapan seperti sekarang, tapi situasi saat
mereka merangkak dengan tekad dan saat melompati beragam rintangan dengan
gigih, ulet, penuh kreatif dan inovatif. Di titik inilah mereka memberikan
sejuta inspirasi bagi kita.
Pebisnis muda yang terjun dalam bidang
desain salah satunya Olive Aviance Savitri. Wanita kelahiran Jakarta 1982 ini
nekad mendirikan Sliv Bedroom, perusahaan yang memproduksi prenak-prenik interior kamar kos-kosan setelah melihat kenyataan
bahwa di Bandung banyak kampus namun di pasaran masih sedikitnya pernak-pernik
interior khusus anak muda.
Produk yang ditawarkan Sliv Bedroom
memang unik dan khas anak muda sekali. Mulai dari karpet berbentuk hati, oval,
meliuk, sampai seprai, bed cover,
sarung bantal, kantong sepatu, dan lainnya yang semua berwarna-warni.
Awalnya, Olive menyewa kamar tamu di
rumah kosnya. Kamar itu disulap menjadi show
room sekaligus toko. Setelah bisnisnya setabil, untuk memperlus pasar ia
membuat www.slivbedroom.com. Di sana ia menawarkan konsultasi
gratis bagi mereka yang masih bingung untuk mendesain kamar kosnya. Terbukti,
langkah ini berhasil mendongkrak omzet. Sekarang produknya sudah menyebar di
seluruh Indonesia. Sukses menggarap pasar mahasiswa, tahun 2009 ia menjadi
juara 1 Lomba Wanita Wirausaha BNI-Femina. (Hal.12-13)
Julia Shei adalah satu dari pebisnis
muda yang bergerak di bidang jasa. Sebelum genap berkepala tiga ia bahkan telah
memiliki 14 perusahaan internasional di bawah bendera Worlwide Group yang
bergerak di bidang trasportasi, logistik, dan properti, dengan omzet miliaran
rupiah per tahun.
Pengalaman kerja di perusahaan forwading yang ditinggalkan saat berusia
19 tahun membuat wanita kelahiran Aceh 1982 ini nekad mendirikan perusahaan forwading-nya sendiri bernama PT Samudera
Indah Berkatindo dengan modal pinjaman dari ayah dan temannya sebesar 30 juta.
Hebatnya, tidak sampai sebulan pinjaman itu berhasil dikembalikan.
Kemudian ia mendirikan beberapa
perusahaan forwading di luar negeri
seperti di Singapura, Thailand, dan Cina. Tidak itu saja, pada tahun 2010 ia
mulai merambah bidang properti dengan mendirikan perusahaan yang bergerak di
bidang ini di berbagai negara seperti Singapura, Jepang, Korea Selatan, dll. (hlm.
106-107).
Sedang Ibnu Riyanto menekuni bisnis
bidang perdagangan. Dia baru berusia 22 tahun saat nekat mendirikan gudang dan
pusat grosir batik seluas 4.480 meter persegi di Cirebon dengan modal 60 juta.
MURI pun mencatat ia sebagai pengusaha batik termuda dengan usaha batik terluas
di Indonesia. Sekarang 6 tokonya tersebar di Cirebon, Medan, dan Surabaya dengan
200 orang pekerja. Keunggulan Ibnu adalah kepiawaiannya mengembangkan strategi
pemasaran dan menjalin relasi bisnis. (hlm. 242-245).
Masih puluhan profil pebisnis muda yang
sangat inspiratif lainnya, antara lain Fauzan Efwandaputra yang sukses dengan
sepatu premium dengan peta Indonesia dan aksara Sunda, Achmad Rofiq dengan film
animasinya, Gibran Rangkabuming dengan kateringnya, dll.
Selain memaparkan profil pebisnis muda
dengan segala quick tips yang
merupakan ilmu bisnis dari kisah mereka, pada bab akhir buku ini memaparkan
berbagai modal yang mesti dimiliki oleh mereka yang tertarik mengikuti jejak
sukses mereka. Modal itu berupa karakter, ilmu, sosial dan modal finansial.
(hlm. 293-320).
Kesuksesan mereka membuktikan bahwa
peluang dan kesempatan milik siapa saja. Yang dibutuhkan hanya keberanian untuk
selalu tampil kreatif dan inovatif.
Moh. Romadlon,
alumnus PP
al-Falah Kediri, tinggal di Kebumen