Puisi
Wayang
malam
ini langit tak lengas, hendak menitip kabut
pakem
tabuh gending genggam kendali
memulai
sakramen pertunjukan duniawi
dalang
dalam riwayat mengepal gagang cempurit
lekas
luruh nancap di gedebog
lakon
mengembang gemulai dalam tabuh
menari
tubuh lincah
hingga
menyihir tajam musim
sinden melantun dalam syair karawitan
mengembun dalam urat
hendak menyemai daun doa yang tersirat
kesementaraan lakon diri
mengingat manusiamu dalam kendali Hyang
Purwokerto, 2013
Api Riwayat
-
Abdul Wachid B.S.
kunang-kunang merindu perjamuan bulan
di tengah malam
yang jelaga hati meluruh
menjelma embun pagi
hingga membias bening raut wajah paling
purna
pada daun riwayat telipat kata-kata
di atara garis nadir ujud mawar
yang hendak menempa besi jadi pisau
lantaran kulit nasib kian batu
hingga janin mimpi memercik kumparan
api
dalam peraduan sunyi
Maret, 2013
Lagu Airmata
-Curug
Bengkawah
Setiap ricik butir embun yang meluruh
menggincu bening arus yang tegak
diwajah tebing.
rimbun batu meringkuk dingin
dalam cumbuan lumut tepi jeram.
meretas tatap igau yang kunang kunang
silir angin menirus riwayat beku
kala kelipatan daun tanggal diujung
ranting musim.
lantas manusia terbenam lenyap.
hingga bunga di taman kesunyian
menyemai syair pedih dari jeritan
sukma,
yang luput hanyut
lantaran terpelanting dalam buai
segelas tuak duniawi
Randudongkal, 2013
Melukis Wajah
Setapak ayunan langkah menderap
seperti cicak yang dikejar sunyi
tersesat di persimpangan malam
pada remang bulan ujung timur.
gigil kabut mencambuk tubuh
ingin ku ketuk rumah para pertapa
yang menyemai harum mantra pekasih,
diam-diam menyelinap
di muara hati yang gagap
saat itu angin mendesir kering kalbu
lantas ku petik sebilah ranting, meraut
ujungnya
dan lekas menggaris sketsa wajahmu
pada sebidang tembok dingin yang retak
disudut sukma
: dengan semangkuk darah
lalu ku akan abadikan pagi seujud kendi
yang mengucurkan riwayat rindu paling
pisau
menjadi puisi,
dan ku lipat pada ruas-ruas buku jemari
hingga usia percintaan kita kusam
diujung tanggal
Pemalang,
26 Juli 2013
Pertapa Malam
dalam kesempurnaan wajah malam
desir angin merayap diantara teduh
purnama
mengirim gigil api yang menyengat ganda
tubuh.
tak ada yang tajam mengeja
keremangannya
bibir dalam beku, mengulum petuahnya
masing-masing
hanya desah lirih kata-kata purbani
hingga sungai pun merekah dari pelupuk
mata
dalam percumbuan
lantaran luka rajam menyayat pelataran
sukma
Januari 2013
Kupu Malam
Deru
waktu mengurungmu dalam lubang kesunyian
selalu
bibir itu melempar senyum madu yang batu,
sayapmu
melambai memanggil kupu jalang
kemudian
kupu-kupu terbang dan hinggap di bunga-bunga
sekali
alis berkedip melayanglah ia dalam surga dunia
api nestapa
pasti lesap oleh dekapan raga
lekang
belati mengiris lubuk hati
senantiasa
tak acuh kau tiup hina dengan cinta
dalam
sunyi menyala api,
nestapa
kau jadikan debu-debu cinta
Pemalang, 2012