Puisi
Serdadu Malam
19 Mei 2013 _Ngaliyan
Kolong-kolong langit penuh
sesak
Gulita menyergap, tawan
hasrat dan langkah tuk melaju
Duhai hati jemu merangkak
Hilang daya, pun cinta yang
dulu pernah berpadu
Kolong-kolong langit
merona-sunyi
Berhiaskan tahta Sang Raja
dan Dewi malam
Namun kelam, bagi yang
cinta mati
Di bawah kaki bukit
Sedayu,
Perangaimu nan ayu takkan
musnah oleh waktu
Melekat bak perekat, abadi
dalam hati
Di gubuk tua tak bertuan
ini,
Raja dan Dewi malam pernah
jadi saksi
Mega cinta kau dan aku
Sekejap hilang bagai bom
waktu
Aku, bak serdadu yang
kehilangan senjata kala itu
Menyulut cerutu dan
menggerutu sepanjang waktu
Namun tiada yang dapat
dipersalahkan
Hanya takdir memang bukan
di tangan
Kini, aku jadi serdadu malam
Bebas tanpa jadi tawanan
cinta tak bertuan
Kidung Cintaku
2 Desember
2012_Ngaliyan
Aku hanyalah anai bagi-Mu
Aku hanyalah kapas bagi-Mu
Begitu mudah Kau terbangkan
Cukup dengan satu kali hembusan
Aku, hanyalah makhluk serba kurang
Aku, hanyalah makhluk yang mudah tersandung
karang
Aku, hanyalah makhluk lemah
Terlebih bila hati tlah tersentuh anugerah
Anugerah-Mu yang disebut c-i-n-t-a
Tuhan,
Cintaku pada-Mu tentu Kau lebih tau
Cintaku pada malaikat-Mu, tentu Kau tau
Cintaku pada kitab-Mu, tentu pula Kau tau
Cintaku pada Nabi-Mu, biarlah beliau saksikanku
Dan cintaku pada orang tuaku, biarlah mereka
yang rasakan ketulusanku
Penawar
18 November 2012_Ngaliyan
Hati
sudah tak sesegar bunga
Bentuknya
pun tak lagi seindah cemara
Terlalu
banyak luka di wajahnya
Bahkan
duri masih menancap di dada
Luar
biasa hancurnya!
Hati
enggan berkata pada jiwa
Jiwa
balas diam sepanjang masa
Sesungguhnya
jiwa lelah berdiam
Raga
pun enggan bungkam
Sedang
hati terus masam
Hingga
tibalah penawar bagi hati
Sembuhkan
luka yang sekian lama menganga
Cerahkan
malam kala seisi dunia gelap gulita
Dan
hibur hati kala sendiri
Hati
hanya bisa bermunajat
Seraya
duduk bersimpuh di hadapan-Nya
Jika
benar ia oase di tengah keringnya hati
Jika
benar ia penawar sakit hati selama ini
Jika
benar ia penyejuk jiwa yang tlah lama merana
Jika
benar ia penuntutun hati menuju kebajikan hakiki
Jika
benar ia segalanya itu...
Dekatkanlah
ia pada hati
Jika
pun tak benar, hati kan berkata
“tidak
mengapa”
“Dia
bukan obat yang Tuhan berikan”
Desa
7 Maret 2013_Tegal
akankah pesonamu memudar?
satu atau dua dekade
kemudian
duhai nasib sial perlahan hampirimu,
pujaan
tiap masa kau jadi incaran
mereka memburumu, pujaan
hendak dijadikan santapan
akankah lukamu sirna esok
hari?
atau kian gerogoti ragamu
tanpa hati
Sejatinya ingin ku rangkul
ragamu
beriringan tiap masa di
sisimu
saksikan kau tetap memesona
di segala masa