Puisi
Gowok
perempuan yang mahir membakar birahi
sampai kepulkan asap dari celah-celah dapur
selalu datang dan pergi
ajarkan jejaka tentang mencangkul dan menyemai biji
pada bidang tanah yang dihuni perawan
tapi kepingan benggol harus lebih dulu lenyap
dibalik dadamu yang tertanam sebuah kasih sayang
: kabur
serupa penawar gelisah di malam peleburan
sosokmu diam-diam berikan luka pada perempuan
yang menelan sisa peluhmu kemarin malam
Banyumas, 2013
Buncis1
kidung; bambu bersetubuh dengan tarian purba
begitu juga syair-syair yang lama terpendam
di tanah serayu
serupa prajurit dayak dengan wajah malam
terlukis jelas pada seujud manusia bulu
seorang penimbul2 merapal mantra
dan melesatkannya ke langit
menjemput indhang3 dengan kepulan dupa
lalu mengurungnya pada lingkaran tujuh raga
kemudian mabuk, menari mengikuti tetabuhan
angklung, gong bambu, dang gendang yang wingit
menyihir penonton memecah
tepuk tangan
Banyumas, 2012
1. Buncis adalah seni angklung khas masyarakat Banyumas.
Kesenian ini dimainkan oleh tujuh orang
penari laki-laki yang berpakaian serupa orang Dayak.
2. Penimbul adalah seorang pawang pada kesenian Buncis atau Kuda Kepang.
3. Indhang adalah makhluk ghaib.
Ujungan1
debu
yang selimuti dua satria
tak
juga padamkan nafsu pada sebuah pertarungan
untuk
kucurkan anyir darah lewat sebilah rotan
yang
terus ingin tegak
dan
sorak penonton tenggelamkan gendhing-gendhing serayu
yang
berkidung "Purwake Sejarah Ujungan2"
setiap
tetesan darah adalah doa
yang
menyihir butiran hujan jatuh bergemuruh
Banyumas,
2012
1Ujungan
adalah ritual seni beladiri dari Gumelem yang bertujuan untuk mendatangkan
hujan.
2Purwake
sejarah ujungan adalah sebuah judul lagu khas ujungan.
Ziarah
bonokeling1,
bulan
putih selangkah lagi terbit
sinari
lorong-lorong
kering pada jiwa
yang
pernah tegakkan syahadat
ritual
unggahan2 memecah sunyi
dengan
beribu butir doa bersama harum seujud bunga
pada
peristirahatan keramat
yang
tumbuhkan biji surga pada tanah serayu
Banyumas,
2012
1Bonokeling
adalah seorang penyebar agama Islam di Desa Pekuncen, Jatilawang, Banyumas.
2Unggahan
adalah ritual mengunjungi makam atau tempat keramat pada bulan ruwah untuk
memberikan doa kepada leluhur dengan membawa bunga atau sesaji.
Buli-buli
saat malam kepakkan
selendang hitam
di bawah keremangan
lelampu
daun-daun kabarkan
sunyi
tak ada bulan di
matamu
sebab kau bukanlah
seekor pungguk
yang bertahta di
dahan tak berdaun
dari kejauhan derik
sayapmu mulai terdengar
sayup-sayup
membuka mata yang
lama samadi
di bawah rerimbun
pohon nangka
Banyumas,
2012
Pekasih
-Penari Ebeg
tubuh yang hanyut
dalam tetabuhan gamelan
begitu ayu dengan
wewangian kembang tujuh rupa
aku pun tergoda
saat jaran mulai
bergoyang di jeram paling jantung
sebab srana telah
menyatu dengan mantra
atau mungkin
rembesnya sebutir susuk di wajahmu
mataku yang runcing
tak beranjak pada titik
apakah aku terjerat
mantra
pekasih di wajahmu
Banyumas,
2012
----------------------------------------
Indra KS, lahir di desa Tanggeran pada 5
Oktober 1989. Tulisannya baru terpublikasikan di Banjarmasin
Post, Riau Pos, Satelit Post, Suara Merdeka, Majalah Ancas, Majalah Sagang, Majalah Frasa,
Metro Riau, Minggu Pagi, Padang Ekspres dan WAWASANews. Puisi-puisinya juga tergabung dalam
antologi bersama: Jembatan Sajadah
(UmaHaju Publisher, 2012), Ayat-ayat
Ramadhan (AGP: 2012), Historiografi (KPI: 2013), dan lain-lain. Saat ini tercatat
sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) di Universitas
Muhammadiyah Purwokerto (UMP). Bergiat di Komunitas
Penyair Institute.