Puisi
Bicaralah
Tentang Cinta
Waktu adalah
jarum jam
Mengelinding
rapuh di atas aspal
Matamu adalah
imajinasi
Meneriakkan
bahasa tajam menghunjam
Marilah
berbicara tentang cinta
Yang meraba
jantung tak berujung
Yang meraba
rasa tak berkasta
Selagi denyut
berdetak asa
Rangkum senyum
bunga sekuntum
Tawarkan
pelepas dahaga telaga
Pada rundung
nyanyian burung
Bacalah gerak
bibir itu
Pada geliat
langit berarak
Disimpulan
cinta bertahta
Yang dipahami
dalam nyeri
Cinta ada di
kabut putih
Cinta ada di
batu legam
Kirimkan
isyarat bianglala
Jika kupu-kupu
bawa aroma bunga
Bragung, 2008
Entahlah
Cinta yang
membakar sumsum
Rindu yang
meracuni aliran darah
Kasih sayang
yang membutakan mata hati
Kegilaan
melebihi orang gila
Apa makna semua
ini
Terhina
......... oleh noda
Lumpuh
......... oleh aral
Lalu putus asa
Huah....
Lengking sukma
meronta
Gelepar raga
bak terpanggang
Tangis ini
diam... diam...
Kemudian.....
......................Entahlah....!
Bragung,
2002
Damba
Kain kumal di
tubuhku
Adalah bendera
kebanggaan
Tiada daya
hanya berusaha
Rintih harap
dalam sepi
Terlantun
selalu di hati
Damba restu
hayati
Berteduh di
rindang kasih
Do’a - do’a
terpendam tak terucapkan
Tangis- tangis
hati tak diperdengarkan
Kepenatan jiwa
tak punya bahasa
Kapan simpuh
ini punya daya
Kapan jejak ini
punya tempat
Kapan jati diri
punya harkat
Ya.... Robby
Sujud hamba tak
sempurna
Tangis hamba
rekayasa
Tapi hamba
tetap meminta
Karena Engkau
tak kekurangan apa-apa
Hati hamba yang
serakah
Kenaifan hamba
adalah lupa akan amar-Mu
Robby ...
Hamba tidak
tahu
Engkaulah yang
Maha Tahu
Bragung,
Januari 2002