Oleh Sam Edy Yuswanto
J Judul Buku : Sherlock Holmes, Sebuah Skandal di Bohemia
& Pria Berbibir Miring
Penulis : Sir Arthur Conan Doyle
Penerbit : Laksana, Yogyakarta
Cetakan : I, Mei 2013
Tebal : 152 halaman
ISBN :
978-602-7724-56-3
Sir Arthur Conan Doyle (22 mei 1859 –
7 Juli 1930) selain berprofesi dokter juga penulis termasyhur di Skotlandia. Karyanya
yang paling mendunia adalah kisah detektif Sherlock Holmes, yang disebut-sebut
sebagai tonggak pertama dalam penulisan kisah fiksi kriminal dunia. Kisah
detektif swasta yang membuka praktik di London
ini pertama kali terbit pada 1887 dalam novel “A Study in Scarlet”. Kisahnya
kemudian dimuat dalam bentuk cerita pendek berseri di “The Strand Magazine”
pada 1891.
Buku setebal 124 halaman ini berisi 2
kisah yang diambil dari cerita detektif Sherlock Holmes, yakni; ‘Sebuah Skandal
di Bohemia’ dan ‘Pria Berbibir Miring’. ‘Pria Berbibir Miring’ berkisah tentang
Neville St. Clair, seorang pria terhormat dan kaya raya. Cerita diawali ketika pada
bulan Mei 1884, Neville memutuskan pindah ke Lee. Di sana ,
ia membeli sebuah vila
luas nan mewah. Ia kemudian menikahi putri seorang pembuat bir pada tahun 1887.
Kini, mereka telah dikaruniai 2 orang anak.
Pekerjaan Neville setiap pagi
berangkat ke kota
dan baru pulang dari Cannon Street
sekitar pukul 17.14 petang. Ia tipikal suami baik dan penyayang. Ia terkenal pandai
bergaul. Meski ia memiliki hutang yang lumayan banyak, tapi diam-diam ia
memiliki tabungan dan aset berharga di Bank dan Counties dengan jumlah
fantastis. Jadi, sebenarnya ia tidak memiliki kendala berarti dengan kondisi keuangannya
(hlm. 24-25).
Suatu hari, tepatnya Senin pagi, Neville
pergi ke kota
lebih awal dari hari-hari biasanya. Ia mengatakan pada istrinya bahwa ada dua
pertemuan bisnis penting yang harus dihadiri. Saat Neville telah berangkat
untuk berbisnis, istrinya menerima sebuah telegram. Isinya; ia diminta
mengambil paket kiriman yang ditujukan untuknya di kantor Perusahaan Perkapalan
Aberdeen .
Ketika Nyonya Neville tengah
berjalan menyusuri area Swandam
Lane (dalam perjalanan mengambil paket tersebut),
ia dikejutkan oleh teriakan di sebuah gedung bertingkat. Ketika kepalanya mendongak
ke atas, betapa kagetnya ia melihat suaminya di ambang jendela sedang
melambaikan tangan dengan wajah pucat, namun kemudian menghilang begitu saja.
Menyadari ada sesuatu telah terjadi dengan
suaminya, ia langsung tergopoh menuju lantai dua bangunan di mana suaminya tadi
berteriak dengan wajah pucat. Namun ternyata ia tak menemukan keberadaan suaminya
di bangunan bertingkat yang adalah pondok madat itu. Tapi ia tak menyerah
begitu saja. Ia lantas meminta bantuan polisi untuk menyelidiki jejak suaminya
di pondok madat itu. Tapi keberadaan suaminya tak kunjung ditemukan meskipun
polisi berhasil menemukan ceceran darah serta pakaian milik suaminya di sebalik
tirai (hlm. 27-35).
Keberadaan Neville terus menjadi
misteri. Bahkan ada yang mengira ia sudah mati. Namun Nyonya Neville sangat yakin
kalau suaminya masih hidup karena ia masih mendapat kiriman surat darinya. Tak puas dengan kinerja
petugas kepolisian, Nyonya Neville lantas meminta bantuan detektif Sherlock
Holmes dan dokter Watson, rekan kerja Holmes yang telah banyak membantu
memecahkan beberapa kasus rumit, untuk menyelidiki keberadaan suaminya (hlm.
39-45).
Perlahan tapi pasti, keberadaan Neville
pun terkuak. Siapa yang mengira bila selama ini Neville begitu rapi menyimpan
jati diri yang sebenarnya. Ternyata selama ini ia bukan bekerja di kantoran
sebagaimana dugaan istrinya, melainkan menjadi seorang pengemis. Setiap pagi,
selama bertahun-tahun, ia keluar rumah dengan pakaian rapi layaknya orang
kantoran. Padahal ia menuju ke sebuah tempat untuk melukar seragamnya dengan
pakaian kumal, memakai wig, merias wajah dengan cat, lantas menggelandang di
pinggir jalan menjadi pengemis. Uang dari hasil mengemis yang jumlahnya ternyata
sangat fantastis itulah yang membuatnya kaya raya mendadak. Tak heran bila
kemudian ia memilih berhenti bekerja dan memilih menekuni dunia pengemis di
jalanan (hlm. 58-68).
‘Sebuah Skandal di Bohemia’ pun tak
kalah menarik. Kali ini Sherlock Holmes dan dokter Watson mendapat tugas untuk menyelidiki
sebuah kasus skandal seorang bangsawan dari Bohemia
dengan Irene Adler, seorang wanita biasa. Pada mulanya, itu bukan sebuah
masalah bagi Count Von Kramm, nama pria bangsawan itu. Namun, ketika Count
hendak menikahi Clotilde, putri kedua keluarga bangsawan dari Skandinavia,
masalah serius muncul. Irene mengancam akan mengirimkan foto-foto affair-nya
bersama Count di hari pertunangan pasangan keluarga bangsawan itu. Holmes dan
dokter Watson pun berusaha keras mencari cara untuk merebut foto tersebut dari
Irene (hlm. 82-122).
Sam Edy Yuswanto, penulis lepas bermukim di Kebumen