Semarang-WAWASANews.Com
Hijriyah dan Badri dalam kuliah umum KSMW (Foto: Muqsith/WAWASANews.Com) |
Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) Selasa pagi (3/09/13) menggelar
acara kuliah umum bertema “Save Student, Save Nation, Save
Constitution”. Dibuka oleh Dr. Darori Amien, Wakil Rektor III IAIN Walisongo, acara yang berlangsung di Auditorium I kampus I, IAIN
Walisongo Semarang ini, dihadiri empat ratusan mahasiswa. Kuliah umum dalam rangkaian penjaringan penerimaan anggota baru KSMW ini
mendatangkan dua pembicara, M. Abdullah Badri (Rektor KSMW 2009) dan Hijriyah
S.Pd.I (Rektor KSMW 2008).
Badri (panggilan akrab M. Abdullah Badri) dalam orasinya mengingatkan mahasiswa
baru bahwa mereka secara sah, sadar atau tidak, telah masuk ke strata elit ketika pertama kali masuk kuliah; sebagai mahasiswa (agent of social change). Dia menyampaikan keprihatinannya
melihat fakta mahasiswa yang hanya menjadi pusat persaingan trend fashion,
persaingan kepemilikan barang pribadi dan sarang plagiasi. “Masa strata satu adalah
masa sakral bagi mahasiswa, di mana masa inilah yang sebetulnya membentuk
karakter kita. Jadilah konseptor, jangan menjadi mahasiswa administratif,” ujar
Badri.
Sementara itu, Hijriyah menyatakan bahwa IAIN adalah kampus sosial. Mahasiswa, dalam pandangannya, harus mampu mendobrak sifat bawaan pejabat birokrasi yang serba menekan dan mengekang. Kenyamanan mereka harus diusik dengan gebrakan yang inovatif. Mahasiswa harus mampu berfikir bebas. “Jangan sampai menjadi mahasiswa yang pragmatis dan serba instan. Kalian harus berorganisasi untuk membangun jaringan,” ujar mantan pengasuh Jurnal Edukasi tersebut. (Muqsith)
Sementara itu, Hijriyah menyatakan bahwa IAIN adalah kampus sosial. Mahasiswa, dalam pandangannya, harus mampu mendobrak sifat bawaan pejabat birokrasi yang serba menekan dan mengekang. Kenyamanan mereka harus diusik dengan gebrakan yang inovatif. Mahasiswa harus mampu berfikir bebas. “Jangan sampai menjadi mahasiswa yang pragmatis dan serba instan. Kalian harus berorganisasi untuk membangun jaringan,” ujar mantan pengasuh Jurnal Edukasi tersebut. (Muqsith)