Oleh
Sihabuddin
Judul :
Psikotransmiter (Komunikasi Bawah Sadar)
Penulis :
Bambang Prakuso, BSM
Penerbit : Elex Media Komputindo
Cetakan :
III Maret 2013
Halaman :
xxv + 245
ISBN :
978-602-00-2794-4
Komunikasi
satu-satunya cara untuk mempengaruhi orang lain, baik komunikasi verbal maupun
nonverbal. Salah satu tujuan dari komunikasi adalah untuk mempengaruhi
komunikannya. Untuk melakukan komunikasi antara komunikan dan komunikator harus
bertatap muka secara langsung. Bisa juga tidak bertatap muka, tapi harus ada perantara
media. Dengan menggunakan media, komunikasi bisa dilakukan dari jarak jauh.
Komunikasi jarak
jauh juga bisa dilakukan tanpa menggunakan perantara media. Cara ini tidak
bergantung ada tidaknya kabel dan sinyal. Di tempat terpencil sekalipun
komunikasi seperti ini bisa dilakukan. Cara ini sudah dipraktikkan sejak dahulu
bahkan populer sebelum Alexander Graham Bell menemukan pesawat telephone. Komunikasi
ini biasanya melibatkan makhluk ghaib seperti jin, dedemit dan lainnya yang
tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Untuk menggunakan komunikasi seperti ini,
seseorang biasanya harus berpuasa, tapa, dan menggunakan mantra.
Komunikasi
jarak jauh juga bisa dilakukan tanpa syarat-syarat di atas. Komunikasi ini
tidak harus bertatap muka secara langsung, tidak butuh kabel, tidak butuh sinyal,
dan tidak butuh mantra. komunikasi ini disebut dengan komunikasi bawah sadar
atau dalam kata lain disebut dengan psikotransmiter. Psikotransmiter bersumber
dari kekuatan pikiran (brain power) yang
dimiliki semua orang. Sebab komunikasi ini tidak hanya dimiliki orang-orang
tertentu seperti orang kaya, orang sakti, dan sebagainya. Komunikasi bawah
sadar (psikotransmiter) tidak butuh gerak-gerik serta mimik muka, yang
dibutuhkan hanya visualisasi. Visualisasi adalah kemampuan yang dimiliki oleh
alam pikiran bawah sadar manusia.
Di berbagai belahan dunia termasuk di
Indonesia, sebagian besar beranggapan bahwa Psikotransmiter adalah ilmu ghaib,
padahal 100 % ilmiah. Komunikasi bawah sadar bekerja berdasarkan ilmu fisika,
khususnya Fisika Quantum Einstein. Albert Einstein menemukan kenyataan yang
mengejutkan, atom terbuat dari energi yang tak kasat mata, bukan materi yang
nyata. Jika diri seseorang dibelah-belah, maka akan menjadi sebuah partikel.
Bila partikel dibelah, maka akan ditemukan partikel itu menjadi nano, kemudian
piko. Jika terus diperkecil lagi, maka yang ada adalah ketiadaan atau energi.
Antara individu dengan individu lain ada ruang kosong, ruang kosong ini
terdapat energi, kata Eisntein. Kita bisa menggerakkan sebuah benda dengan
perantara energi ini, termasuk melalui pikiran. Teori ini membuat penampakan
aura, energi prana, pengiriman pikiran ke manusia lain adalah nyata (ilmiah 100
%), (hlm. 141-142). Bahkan, telah menjadi pelajaran wajib di fakultas psikologi
Harvard University.
Komunikasi
bawah sadar sangat ampuh untuk mempengaruhi orang lain dari jarak jauh, jika
ilmu ini memang benar-benar dikusai. Namun, mempelajari ilmu ini tidak didapat
secara instan. Sebelum mempelajari brand
power maka seseorang harus mempelajari cara kerja otak atau pikiran lebih dulu.
Dengan ini, maka seseorang tidak akan beranggapan kalau komunikasi jarak jauh
ini melibatkan jin atau makhluk halus dan yang lainnya.
Jika seseorang
sudah sukses menguasai psikotransmiter, maka orang tersebut akan mudah
memperoleh karir yang diinginkan, memperbaiki karir, mendapatkan jodoh yang
diinginkan, menjual produk, menjual jasa, dan sebagainya. Tergantung niat atau
keingian orang tersebut. Tentunya dengan mengusai ilmu ini, hidup akan terasa
lebih mudah. Namun, dalam mempraktikan ilmu ini harus dengan tujuan positif. Sebab,
psikotransmiter sangat menekankan kemutlakan berpikir positif dan menggunakan
ilmu tersebut untuk hal yang positif.
Psikotransmiter
tidak bisa digunakan untuk tujuan negatif sekalipun sebesar biji zarah. Sebab,
apa yang kita pikirkan itu akan terbaca oleh orang yang akan ditransmit, baik
atau buruk. Kalau berpikiran buruk, maka pikiran tersebut akan terbaca. Tidak
ada yang mau menerima perlakuan negatif atau win lose. Dari puluhan alumni psikotransmiter Alfateta (yang
diadakan penulis buku ini), tidak ada satu pun alumni yang menyatakan berhasil
menggunakan ilmu psikotransmiter untuk hal negatif (menipu misalnya). (hlm.
160).
Di dalam buku
ini disebutkan, banyak yang telah sukses menggunakan pikiran bawah sadarnya
setelah mengikuti pelatihan psikotransmiter. Namun, nama-nama mereka disamarkan
sesuai dengan kode etik. Salah satunya Rahma (Jakarta), berhasil menagih
hutang. Ibu rumah tangga ini melakukan transmit dua hari setelah mengikuti
pelatihan. Sasarannya adalah pembeli meuble-nya yang tak kunjung melunasi
pembayaran walaupun telah membayar DP (down
payment). Malamnya ia melakukan transmit, besoknya si pembeli membayar
lunas hutangnya, (hlm. xvii).
Seperti yang
ditulis di belakang sampul buku ini, Bambang Prakusa, BSM penulis buku ini yang
telah mengajarkan ilmu ini kepada 32 angkatan selama 2 tahun. Hasilnya sangat
mengejutkan, bahkan pikiran pejabat negara pun bisa dipengaruhi. Tidak ada yang
terjadi secara kebetulan (nothing happens
by accident). Buku ini sangat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya,
terutama bagi yang sedang memiliki masalah dengan orang lain yang belum bisa
dipecahkan.
Sihabuddin, penikmat buku, mahasiswa Public
Relations
Ilmu
Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya.