Oleh Moh Romadlon
Judul
Buku : Kesalahan-Kesalahan Guru
PAUD Yang Sering Dianggap Sepele
Penulis : Lily Alfiatul Jannah
Penerbit : Diva Press
Cetakan : I, Agustus 2013
ISBN : 978-602-7695-21-4
Sebagian orang masih memandang menjadi
tenaga pengajar yang berkecimpung pada usia dini (PAUD) itu mudah. Bisa
dilakukan sembarang orang, karena tidak menuntuk banyak hal. Asal bisa bernyanyi,
bermain, dan selesai!
Secara pintas memang telihat begitu
praktis dan mudah, namun bila guru melakukan sedikit saja kesalahan bisa
berakibat fatal. Oleh karena itu profesionalitas guru PAUD merupakan suatu
keniscayaan. Dalam arti, seorang guru PAUD harus mampu menjalani profesi sesuai
prosedur, menjunjung tinggi etika dan ilmu, selalu berlaku kreatif inovatif,
serta harus memahami betul cara mengajar yang baik dan benar, jangan sampai
melakukan atau menganggap sepele sekecil apapun kesalahan saat mengajar.
Lewat buku ini, penulis mencoba
memaparkan fakta dan data terkait beberbagai kesalahan guru PAUD yang berakibat
fatal namun sering dianggap sepele dan terabaikan. Pemaparan itu tak lain
bertujuan membantu para tenaga pendidik agar lebih profesional dan kreatif
inovatif.
Anak dan mainan adalah sesuatu yang tak
terpisahkan. Aktifitas bermain inilah yang merupakan pemacu kreativitas anak.
Namun tak jarang ini dimaknai lain oleh guru PAUD sehingga guru pun akan selalu
mengatur, membatasi atau melarang gerak anak. Padahal protektif dan otoriter ini
akan memupuskan daya kreatif anak. Sebagai contoh, saat anak ingin bermain
lumpur, sebaiknya tidak dihalangi, sekedar diawasi dan diarahkan ke berbagai
hal yang mengandung nilai positif. Sebagai alternatifnya, guru harus bersikap
bijak dan memupuk kesadaran pendidikan di masa-masa PAUD masih berupa trial and eror (percobaan dan
kesalahan). (hlm. 25-28).
Namun begitu, bukan berarti guru boleh memanjakan
anak didik dengan selalu menuruti kemauannya tanpa mempertimbangkan lebih jauh.
Ada banyak dampak buruk yang ditimbulkan akibat sikap buruk ini, diantaranya
anak jadi kurang mandiri, egois, otoriter, memiliki kepribadian yang apatis,
tidak peduli pada norma atau aturan yang ada, dll.(hal40).
Oleh karenanya, harus terjalin
komunikasi yang mesra di antara guru dan anak didik. Maka, guru harus
betul-betul memahami bahasa si kecil. Untuk mensiasatinya, para pendidik harus
mengetahui dan memahami kilas-balik beragam literatur tentang seluk beluk inti
bahasa yang ideal bagi si kecil itu sendiri.(hlm. 44).
Kesalahan lainnya yang sering terabaikan
adalah saat menangani kenakalan anak. Guru sering hanya menggunakan satu
langkah, yakni langkah preventif dengan memberi nasehat yang bersifat keras dan
berbagai hukuman. Ini terlihat efektif, namun keliru dan bahkan bisa berdampak
negatif pada perkembangan anak.
Yang perlu dipahami bahwa dalam dunia
pendidikan tidak dikenal istilah anak nakal, yang ada anak kreatif, karena
kenakalan di usia dini merupakan pijakan menuju kreatifitas kelak. Kenakalan
adalah bagian integral dari kreativitas anak yang ingin mengetahi dan mencoba
berbagai hal baru. (hlm. 155).
Secara logika, cara mudah mengatasi
anak nakal adalah dengan melibatkan diri, menilai baik pada semua anak serta
memahami bahwa perbuatan yang tampak sebagai kenakalan itu pada dasarnya
merupakan bentuk ungkapan anak untuk menunjukan potensi diri mereka. (hlm. 119)
Masih ada banyak kesalahan fatal yang dilakukan
para guru PAUD saat menjalankn tugasnya antara lain kurang memahami gaya
belajar anak, mengacuhkan kedisplinan guru, tidak cerdas meramu dongeng,
terlalu monoton dalam mengajar, dll.
Pendidikan usia dini adalah pondasi.
Layaknya sebuah pondasi, saat gedung sudah megah berdiri ia tidak akan kelihatan
dan cenderung terlupakan. Namun perlu diingat, semegah dan secanggih apa pun gedung
itu sekarang terlihat, pasti sangat ditentukan oleh kekokohan dan ketepatan
sebuah pondasi. Oleh karena itu, guru PAUD sebagai peletak pertama pendidikan anak
dituntut harus memiliki rasa pengabdian, keikhlasan, moralitas, integritas dan
rasa kasih sayang yang lebih berkualitas dibanding guru-guru dijenjang berikutnya.
Moh Romadlon, penulis, tinggal di Kebumen.