Oleh Sam Edy Yuswanto
Judul
Buku : Hafalan Kilat Luar Kepala
Segala Macam Shalat Sunnah
Penulis : H.M. Amrin
Ra’uf
Penerbit
: Sabil
Cetakan
: I, Maret 2013
Tebal :
213 halaman
ISBN
:
978-602-7723-57-3
Dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad
Saw. bersabda: “Barang siapa melakukan shalat tarawih di bulan Ramadhan dalam
keadaaan beriman dan mengharap balasan (pahala) dari Allah Ta’ala, niscaya akan
diampuni dosa-dosanya yang telah lewat.”
Sebagaimana kita ketahui bersama,
bahwa shalat tarawih merupakan shalat sunnah muakkad (sunnah yang sangat
dianjurkan) yang dikerjakan pada malam hari selama bulan Ramadhan, setelah
shalat Isya hingga terbit fajar. Shalat tarawih bisa dikerjakan
sendiri-sendiri, bisa juga dilakukan secara berjamaah. Tetapi, tentu akan lebih
banyak mendulang pahala bila dikerjakan secara berjamaah.
Terjadi perbedaan pendapat (khilaf)
di antara para ulama mengenai jumlah bilangan shalat tarawih. Sebagian ulama
mengatakan bahwa shalat tarawih terdiri atas 10 salam (masing-masing salam
berjumlah 2 rakaat), sebagian ulama yang lain mengatakan 4 salam (masing-masing
salam berjumlah 2 rakaat), dan ada juga ulama yang berpendapat bahwa shalat
tarawih hanya 2 kali salaman, masing-masing salam berjumlah 4 rakaat tanpa
melakukan tasyahud awal (hlm. 163).
‘Perbedaan’ adalah rahmat dan tidak
perlu untuk dipermasalahkan, apalagi sampai menimbulkan permusuhan antara satu
golongan dengan golongan lainnya. Perbedaan tersebut sebenarnya untuk kebaikan
manusia itu sendiri.
Kita bisa memilih pendapat golongan ulama yang sesuai dengan
apa yang kita yakini. Toh, setiap ulama memiliki dasar hukum yang bisa
dipertanggungjawabkan keshahihannya. Yang paling penting dalam menyikapi setiap
perbedaan (dalam hal apa pun) adalah; saling menghargai dan menghormati satu
sama lain.
Shalat sunnah selanjutnya yang akan dibahas
dalam buku ini adalah shalat idul fitri. Shalat idul fitri merupakan shalat
sunnah yang dilakukan pada hari raya idul fitri, sebuah perayaan kemenangan
umat Islam setelah melawan berbagai ujian dan godaan selama bulan suci
Ramadhan.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw., bagi orang yang menjalankan puasa
maka dia berhak memperoleh dua kemenangan, yaitu; kemenangan ketika berbuka
(hari raya) dan kemenangan ketika dia berjumpa dengan Tuhannya. Sedangkan
shalat idul adha merupakan shalat sunnah yang dilakukan pada hari raya idul adha
(hari raya qurban) sebagai cerminan pengorbanan manusia atas egoisme dirinya
kepada Allah Swt (hlm. 176).
Shalat sunnah lain yang juga memiliki
banyak hikmah adalah shalat tahajjud. Shalat tahajjud merupakan shalat sunnah
muakkad yang dikerjakan pada malam hari setelah bangun tidur. Waktunya dimulai
setelah shalat Isya sampai sebelum datangnya shalat Subuh. Namun, shalat
tahajjud lebih diutamakan dilaksanakan pada sepertiga malam terakhir, yaitu
sekitar pukul 03.00 WIB.
Shalat tahajjud diyakini dapat
memberikan berbagai keistimewaan bagi pelakunya. Di antaranya; sebagai penghias
di surga, menghindarkan diri dari kesepian ketika di alam kubur, memberikan
keharuman bau tubuh, menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan pada siang hari,
memberikan kesehatan fisik serta mental, mengangkat derajat serta menjamin
kebutuhan hidup pelakunya. Menariknya, shalat tahajjud bisa dilakukan hingga berkali-kali
dan sebanyak-banyaknya dalam satu malam, namun tiap satu salaman berjumlah 2
rakaat (hlm. 23-37).
Shalat sunnah berikutnya adalah
shalat hajat. Shalat hajat merupakan shalat sunnah yang dilakukan oleh kaum
muslim/muslimah apabila ia memiliki hajat (kebutuhan) dan berharap hajatnya itu
segera dikabulkan oleh Allah Swt.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad,
Rasulullah menjelaskan bahwa barang siapa yang berwudlu dengan sempurna,
kemudian dia melakukan shalat dua rakaat (shalat hajat) dan sempurna rakaatnya,
maka Allah akan memberikan segala apa yang dia pinta dalam waktu cepat atau
lambat.
Shalat sunnah hajat bisa dikerjakan
2 rakaat sampai 12 rakaat dan bisa dilaksanakan kapan pun di luar waktu-waktu
yang dilarang untuk melakukan shalat. Pada zaman dulu, ada sebuah hikayat
menarik, ketika itu Rasulullah kedatangan seorang laki-laki yang dalam keadaan
buta matanya. Laki-laki tersebut memohon pada Nabi agar berdoa kepada Allah
untuk kesembuhan penyakitnya. Lantas, nabi pun menyuruhnya agar berwudlu dan
kemudian melakukan shalat hajat. Sungguh luar biasa, dalam waktu yang singkat,
laki-laki tersebut sembuh dari kebutaan (hlm. 38-39).
Dan masih banyak shalat sunnah
lainnya yang dipaparkan di dalam buku ini. Dilengkapi dengan bonus poster tentang
tata cara berwudhu, tayamum dan shalat. Meski buku yang disusun oleh H.M. Amin
Ra’uf ini masih terdapat beberapa kekurangan, namun, paling tidak bisa
dijadikan sebagai sumber referensi bagi umat Islam yang ingin memahami tentang
amalan-amalan ibadah shalat sunnah sekaligus hikmahnya.
Sam Edy Yuswanto, penulis lepas,
bermukim di Kebumen.
____________________
Anda bisa mendapatkan buku Fiqih Muhammadiyah III terbitan tahun 1926 yang menerangkan bahwa Shalat Tarawih adalah 20 rekaat. Silakan klik sini.