Oleh Sa’adatul Inayah
Judul
Buku : Soekarno, Arsitek Bangsa
Penulis
: Bob Hering
Penerbit : Kompas, Jakarta
Cetakan
: Pertama, 2012
Tebal
buku : 496 halaman
ISBN
: 9798659295
Semua
masyarakat di tanah air mengenal baik sosok Soekarno atau yang lebih akrab
dipanggil Bung Karno. Yah, dialah sang proklamator kemerdekaan sekaligus Founding Fathers yang begitu sangat
berpengaruh bagi masa depan bangsa Indonesia.
Pesona
inspirasi Bung Karno membuatnya dijadikan idola sekaligus menyihir jutaan
manusia untuk mengaguminya. Salah satunya adalah Bob Hering, seorang pasukan
payung tentara Belanda yang pernah ikut
menjajah Indonesia. Kekagumannya kepada sosok Bung Karno banyak dituangkan
dalam buku biografi yang menghimpun sejarah perjuangan maupun pola pikir dan
pergerakan Bung Karno dari masa ke masa, termasuk buku Bung Karno : Arsitek
Bangsa yang ada di tangan pembaca ini.
Di
awal buku ini, Hering mengisahkan sebuah realita unik tentang latar pendidikan
Bung Karno. Dikatakan olehnya bahwa gelar insinyur yang didapatkan Bung Karno
di bidang arsitektur dari Sekolah Tinggi Teknik Bandung seakan tak berfungsi
secara utuh karena justru Bung Karno menjadi arsitek pembangunan lahirnya bangsa
Indonesia, bukan sebagai seorang arsitek bangunan pada umumnya (hlm.1).
Hering
pun kembali menegaskan bahwa masa depan Bung Karno sebagai presiden pertama
bangsa Indonesia seakan telah diramalkan oleh ibunya, Soekemi, yang menegaskan
bahwa kelak anaknya akan menjadi fajar baru masa depan bangsanya, pun karena Bung
Karno lahir di waktu fajar. Fajar di sini
diartikan babak dan abad baru yang
datang. Masa berakhirnya imperialisme
dan kolonialisme berubah menjadi abad kemandirian bangsa untuk menentukan nasib
negaranya sendiri
dengan kekuatan sendiri pula (hlm.
4).
Dalam
Sejarahnya, Bung Karno pun kerap disebut Bapak
Pancasila, dalam pidato politiknya pada tanggal
1 Juni 1945, ia menguraikan secara panjang lebar tentang semangat Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dalam pidatonya itu dikatakan, Pancasila hendaknya dijadikan pondasi
utama negara kesatuan Indonesia di masa depan, itulah denyut nadi kehidupan
bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Ada pesan moral yang kuat didalamnya. Yang
terpenting adalah prinsip ketuhanan,
nasionalisme, persaudaraan internasional, demokrasi, keadilan sosial yang
bermartabat (hlm. 17). Sungguh semangat yang begitu hebat
dan visioner dan patut dicontoh calon pemimpin bangsa di masa depan.
Ada
sisi lain dari kepribadian Bung Karno yang juga menarik untuk diungkap, ternyata
Bung Karno juga merupakan salah seorang pecinta seni, khususnya dalam dunia
lukisan. Bung Karno kerap kali mengumpulkan koleksi lukisan hasil karya
pelukis-pelukis luar dan dalam negeri. Ia sangat menyukai lukisan
pelukis-pelukis seperti Affandi, Hendra Gunawan, Sudjojono dan Agus Jaya yang
mengambil manusia pekerja sebagai pokok heroik lukisan mereka. Di antara pelukis asing ada Lee Man Fong, Rudolf
Bonnet, Willem Hofker, Roland Stasser dan
Theo Meier dal Le Mayeur yang merupakan
paling favorit. (hlm. 87)
Sebagai
teladan pemimpin bangsa yang baik, Bung
Karno kerap meluangkan waktu untuk membaca, kapanpun dan dimanapun, sekalipun
dalam Kantor Istana Kepresidenan. Bahkan seringkali ia
santai membaca buku di atas sofa istana merdeka. Karena baginya, buku adalah
sebaik-baiknya teman.
Di
akhir buku ini, Hering kembali menegaskan bahwa bung Karno adalah figur
bersejarah, salah satu kriteria apakah seseorang itu figur sejarah atau bukan
adalah ada atau tidaknya pengaruh yang ditinggalkan dan pengaruh itu berdampak
permanen bagi kehidupan bangsa dan negaranya. Bung Karno telah meninggalkan
pengaruh yang permanen itu, di antara yang terpenting adalah semangat Pancasila bagi kehidupan berbangsa dan
bertanah air dan perasaan kesadaran keindonesiaan kita.
Buku
ini begitu menarik untuk dibaca, membaca lembar demi lembar dalam buku ini
seakan kita diajak untuk menyelami perjalanan panjang kehidupan Bung Karno
yang inspiratif. Buku ini pun mempunyai kelebihan tersendiri karena dilengkapi
dengan banyak foto visual yang sekurang-kurangnya 125 foto eksklusif tentang
kehidupan Bung Karno, dan bahkan ada diantaranya yang belum pernah
dipublikasikan secara luas. Buku ini layak dijadikan referensi utama bagi para
kader perjuangan bangsa, khsusunya mereka yang terinspirasi dengan kehidupan
bung Karno. Selamat Membaca!
Sa’adatul Inayah,
mahasiswi Fakultas Syariah IAIN Walisongo
Semarang