Puisi
Ulang Tahun Sajak
tiuplah kata-katanya
sampai padam api
bahasa
sebab makna kian meleleh
melumuri potongan-potongan bait
untuk kausuapkan pada mulut usia
seiring tepuk tangan bersahutan
ucapan selamat berhamburan
memenuhi setiap sudut pengasingan
pelukan demi pelukan
semakin mencengkram kepulangan
meninggalkan kado kesendirian
2011
Riwayat
Borok
setiap kali tangis mengecup bibir gemetar
menanggung borok
mengeram teramat dalam
denyut kesakitan merobek doa-doa panjang
sampai nyeri menusuk pantat
yang hampir menetas
melumuri bercak-bercak ingatan
tentang darah dan nanah tertelan sungsang
lalu kau menanggalkan baju dan celana
dalam
yang kau pakai sewaktu
berenang
lalu kau gantung di reranting pepohonan
kau hanyutkan segala desah kesakitan
sampai aliran
sesal larut bersama aroma
belerang
2010
Leopardi
walau sajakku ringkih: seburuk
rupamu
yang tak seindah lukisan itu
tiada henti kupandangi keterasinganmu,
rasa pahitmu, juga perihmu
menjadi bayang-bayang muram
bagi malammu, bulanmu, mimpimu,
matamu, juga mautmu
sampai semuanya
hadir
memenggal irama penyerahan
2010
Jufri
Zaituna, lahir
di Bragung,
Sumenep, Madura, 15 Juli
1987. Puisi-puisinya pernah dimuat di Majalah Sastra Horison, Suara Merdeka,
Kedaulatan Rakyat, Suara Pembaruan, Jawa Pos, Seputar Indonesia, Jurna Sajak, Harian
Jogja, Merapi, Minggu Pagi, Harian Sumut, Radar Madura, Radar Surabaya, Majalah
Kuntum, Muara, Wawasan, Lahat Pos dan beberapa antologi bersama: Ya Sin
(PBS, 2006), Merpati Jingga (PBS, 2007), Annuqayah dalam Puisi
(BPA, 2009), Mazhab Kutub ( Pustaka Pujangga, 2010), kumpulan cerpen
pilihan koran Munggu Pagi Tiga peluru (Trataq Media, 2010), Penganten
Taman Sare (Bawah Pohon, 2011), dan Antologi Puisi Suluk Mataram: 50
Penyair Membaca Yogya, (GREAT Publishing, 2012). Kini menjabat sebagai
Lurah Komunitas Masyarakat Bawah Pohon, Yogyakarta.