Oleh Siti
Kholifatul Annisa
Judul : Aussie I’m Coming!
Penulis : Ade Tuti Turistiato
Penerbit
: DIVA Press
Cetakan
: 1, Maret 2013
Tebal : 144 hlm
ISBN : 978-602-7933-93-4
“Mereka yang tidak punya keberanian untuk
mengambil resiko tidak akan mencapai apa pun dalam hidupnya”
Begitulah kata mutiara pembakar semangat yang dikatakan oleh seorang tokoh inspirtif Muhammad Ali. Singkat, jelas dan bermakna kiranya itu kesan ketika membaca barisan kalimat tersebut. Namun esensinya adalah menggelorakan semangat berani mengambil resiko untuk berusaha mengejar apa yang dicita-citakan. Termasuk keberanian untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri walaupun dengan segala keterbatasan.
Semua peserta didik, baik
siswa maupun mahasiswa di negeri ini sudah pasti ingin merasakan bagaimana
sensasi belajar di luar
negeri. Namun kadang keinginan itu sirna ketika mengetahui bahwa butuh dana besar untuk bisa merealisasikannya. Pemahaman
umum tersebut akhirnya memberikan konsekuensi logis bahwa mencari ilmu ke luar negeri itu
hanya bisa dilakukan oleh orang-orang berduit.
Namun, saat ini semua orang memiliki prospek bagus
untuk menempuh pendidikan di luar negeri. Yang terpenting adalah minat yang
besar, keberanian dan usaha maksimal dalam upaya menjelajahi dataran beriklim
khas seperti Perancis, Inggris, Kanada
hingga Australia.
Dialah Ade Tuti Turistiati, seorang wanita asal Bogor yang telah
membuktikannya. Di dalam
bukunya, Ade banyak bertutur mengenai pengalaman selama
mencari ilmu di negeri yang diimpi-impikannya, Australia. Hanya bermodal keberanian dan rasa percaya diri, Ade mampu menaklukkan pendidikan S2 di negeri
itu. Ade menceritakan mengenai manis, asam, asin, bahkan pahitnya pengalaman
selama menjalani kuliahnya di negeri kanguru tersebut.
Kerja keras dan tak pernah patah semangat adalah dua hal yang
selalu ada dalam meraih impiannya. Penulis mengisahkan pengalaman dari awal
sampai dia mampu meraih mimpi-mimpinya.
Pada awalnya, ia menjalani
kehidupan di negeri kanguru dengan susah payah dan memilukan. Memulai kehidupan di Australia, ia harus
berusaha mencari kebutuhan hidup sehari-hari. Pekerjaan yang dilakoninya di
negeri kanguru itu beraneka ragam, mulai dari pembantu rumah tangga, asisten,
nanny, hingga pekerjaan kantor administrasi. (hlm. 35)
Ade menjalani semua pekerjaan
itu dengan lapang tanpa mengganggu aktifitas kuliahnya. Dia bekerja sambil
kuliah, dan kuliah sambil bekerja paruh waktu. Pengalaman pertama, kedua, dan
seterusnya yang membuat dia berdiri sebagai sosok yang tangguh. Ade menyadari
bahwa hidup di negeri orang adalah bertaruh nyawa dan identitas. Sehingga,
dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari Ade berusaha bisa tampil prima dan
maksimal. (hlm. 34)
Menjalani kehidupan mulai dari
nol apalagi di negeri orang seperti yang dilakukan penulis memang patut
diapresiasi dan diteladani. Tidak ada rasa minder atau putus asa dalam dirinya,
semua dijalani dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan. Seluruh pengalaman yang
didapatkan benar-benar menjadi bekal berharga untuk mengarungi samudra
kehidupan nantinya.
Tidak hanya menceritakan
pengalaman inspiratif saja, buku
ini juga menjelaskan tips kelancaran mahasiswa dalam menyelesaikan pendidikan
dengan mudah di negeri Aussie. Diantara tips yang ditawarkan misalnya rajin
membaca text book yang berkaitan
dengan materi perkuliahan, membuat ringkasan dengan bahasa sendiri mengenai apa
yang telah dibaca, menyelesaikan tugas tepat pada waktunya, jangan mencoba
melakukan plagiarisme (menjiplak) dan mem-backup catatan. Semua dibahas secara
mendetail dan komprehensif. (hlm. 54)
Hal lain yang menjadi nilai
plus dalam buku ini adalah berisi memotivasi tinggi tentang rahasia sukses
mencari dan melamar pekerjaan paruh waktu, bahkan di bagian akhir penulis juga menambahkan
kamus mini Australian Slang. Kosa
kata yang biasa digunakan sehari-hari oleh penduduk Australia. Semoga dengan hadirnya
buku ini bisa menjadi panduan dan mungkin dapat memberi solusi bagi pembaca
yang berminat untuk mewujudkan impiannya ke luar negeri.
Siti
Kholifatul Annisa,
mahasiswi Komunikasi Penyiaran
Islam Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel dan Pengiat di Komunitas 11 Juni
Surabaya