Oleh Ahmad Asrof Fitri
Penulis : Jalaluddin
Rakhmat
Penerbit : Mizan (PT. Mizan
Pustaka)
Cetakan : I, April 2012
Tebal : 200 halaman
ISBN : 978-979-433-729-5
Pepatah Arab mengatakan,
Al-Quran bagaikan intan berlian yang memantulkan cahaya. Dipandang dari satu
sisi, dia akan memancarkan kemilaunya. Begitu pula jika dilihat dari sisi yang
lain. Perumpamaan itu sangat tepat untuk menggambarkan kemukjizatan Al-Quran.
Selain berisi ayat-ayat tentang hukum Islam dan sains, Al-Quran juga
menyebutkan banyak kisah penuh hikmah yang dapat dijadikan pelajaran hidup.
Bahkan, ayat-ayat Al-Quran itu sendiri memiliki makna yang mendalam dan sarat
akan kebijaksanaan.
Pesan hikmah pertama yang disampaikan dalam buku ini adalah
memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan dengan membaca ta’awudz.
Setan selalu berupaya merusak pahala dari setiap perbuatan baik manusia. Mengenai
hal ini, Allah memberikan peringatan bahwa setan akan selalu mengusik amal
manusia dari segala arah. Jika niat baiknya tidak berhasil diubah, maka pada
saat manusia beramal setan akan terus berusaha menjerumuskan manusia.
Semua amal akan diterima dan diberi balasan pahala apabila niatnya
hanya karena Allah. Mengenai persoalan niat, Allah memberikan petunjuk melalui
bacaan basmalah sebagai awal dalam setiap surat Al-Quran kecuali surat
At-Taubah. Basmalah atau beramal dengan menyebut nama Allah mengindikasikan
bahwa semua amal harus didasarkan atas niat mencari ridho Allah.
Pada masa Nabi, ada dua kisah sahabat yang berjihad namun memiliki
nasib yang berbeda di akhirat. Sahabat pertama berjuang karena Allah dan mati
syahid sehingga Nabi berkata bahwa dia akan masuk surga. Sahabat kedua
berperang bersama Nabi bukan karena Allah, namun untuk kehormatan kaumnya. Saat
dia meninggal, Nabi mengatakan, “Orang itu penghuni neraka.” (hlm.
24-25)
Hikmah berikutnya dapat dipetik dari keistimewaan surat
Al-Fatihah. Nabi bersabda, “Al-Fatihah (memberikan manfaat) sesuai dengan
tujuan ia dibaca.” Ini dibuktikan para sahabat yang pernah menyembuhkan
penyakit hanya dengan membaca surat tersebut. Suatu saat, pemimpin rombongan
kafilah datang kepada Abu Sa’id al-Khudri. Dia kesakitan karena digigit
kalajengking. Abu Sa’id al-Khudri kemudian membacakan surat Al-Fatihah sebanyak
tujuh kali. Sembuhlah orang yang terkena gigitan tersebut. Kisah lainnya,
seorang sahabat mengobati orang gila dengan membaca Al-Fatihah. Tidak mengherankan
jika sepanjang sejarah umat Islam sering mengiringi doa-doa mereka dengan
bacaan Al-Fatihah. (hlm. 29-30)
Melalui bukunya “Quranic Wisdom: Menyesap Kearifan Al-Quran
melalui Tafsir bil Ma’tsur”, Jalaluddin Rakhmat mengajak kita merenungkan
pesan-pesan Al-Quran yang sarat akan pelajaran moral dan nilai hidup. Dengan
metode tafsir bil ma’tsur, yakni menafsirkan ayat Al-Quran dengan ayat
lainnya, atau dengan mengutip sabda Rasulullah SAW, ucapan para sahabat, dan
tabi’in, pesan hikmah yang disampaikan terasa lebih mengena dalam sanubari.
Ahmad Asrof Fitri, mahasiswa Konsentrasi Ilmu Falak
IAIN Walisongo Semarang