Semarang-WAWASANews.com
Antusias: peserta khusyuk mendengar materi diskusi (Foto: Arifin/WAWASANews.com) |
Diskusi bertajuk “Wajah
Ahmadiyah Dalam Islam Indonesia” masih terus berlangsung meskipun adzan maghrib
telah berkumandang beberapa menit yang lalu.
“Berbicara tentang Ahmadiyah
tidak akan berkesudahan karena kita sama-sama tidak tahu mana yang benar antara
Ahmadiyah, Nahdlatul Ulama’ ataupun Muhammadiyah. Selama ini klaim sesat kepada
kelompok Ahmadiyah hanya didasarkan pada konteks mayoritas dan minoritas. Bukan
bagaimana menurut Allah,” ungkap Ahmad Tafsir, pengurus wilayah Muhammadiyah
Jateng, salah satu pemateri diskusi yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin IAIN Walisonngo Semarang, di gedung E Kampus
III IAIN WS, Semarang, Selasa Sore (16/07) itu.
HMJ juga menghadirkan
Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Ahmadiyah Kota Semarang, Muhammad Syafiul Uyun.
Dia mengatakan, sebagaimana Islam mengajarkan kedamaian, Ahmadiyah juga juga mengajarkan
kedamaian di seluruh dunia. “Kemana-mana dan di mana-mana Ahmadiyah senantiasa
mengampanyekan toleransi dan perdamaian,” jelas Syafiul
Menurutnya, kekerasan
terhadap Ahmadiyah melanggar undang-undang. Sebab, sebagaimana dikatakan oleh
Hasby Ash-Shiddiqy, kehadiran Jamaah Ahmadiyah di Indonesia adalah sah dan
dijamin secara konstitusional. “Ahmadiyah legal, bukan illegal,” tegasnya
Tidak hanya kekerasan
terhadap Ahmadiyah, persoalan-persoalan teologis semisal syahadat, asal-usul,
missi hingga keberadaan Ahmadiyah di indonesia juga dibahas oleh Syafiul dalam
diskusi tersebut.
Menurutnya, selama ini
Ahmadiah telah banyak difitnah dengan opini sesat yang sebenarnya tidak sesuai
dengan apa yang dipegang Ahmadiyah. “Kalau ajaran Ahmadiyah seperti apa yang
disangkakan orang-orang tentu saja kami tidak akan menganut faham Ahmadiyah,” katanya
Oleh karena itu, diaolg jadi
penting agar tidak saling menyalahkan. Sekretaris Jurusan Perbandingan Agama,
Ahmad Afnan Anshari, ketika memberi sambutan menekankan pentingnya dialog agar menjadi
salah satu pendekatan menyelasaikan masalah. “Konflik tidak perlu terjadi kalau
kita bisa mengedepankan dialog,” katanya
“Kita harus tahu bahwa
pada dasarnya Ahmadiyah juga memiliki tujuan yang sama, yakni untuk kemanusiaan,”
tukas Afnan dalam acara yang diikuti puluhan mahasiswa secara bersahaja itu. (Arifin)