Puisi
Adakah Secuil Kesempatan
Adakah Secuil Kesempatan
:
Azizah Nur Fitriana
Sebuah
anugerah nyata
Saat
bertemu di beranda tentang puisi-puisimu yang sederhana
Poles
kecantikan, iris kesakitan tak terbalas jadi syahdu merdu
Walau
orang-orang tak tahu, aku selalu bersenandung merangkai dengan tulisan kecilmu
Inginku
bersama selama tinta tak meneteskan darah terakhir menyambut aksara
Bilakah
aku separuhmu
Yang
kuluru saat tergedi menyandingi
Adakah
secuil kesempatan milikimu
Yang
kunanti selama nafas berakir di butiran sajak yang kau cari di bentangan langit
Rengel, 2013
Sebuah Kejutan
:
Sriutami Affrilia Dewi
Satu,
dua, tiga, penantian
Kepada
hari berwarna
Diatas
lampioan putih
Diam
di bilik tengah
Tanpa
ada suara bising
Di
beranda teras melelapkan lelah
Lekaslah
pulang
Aku
di sini dengan kejutan
Sayang
Rengel,
2013
Malam 27
:
Sriutami Affrilia Dewi
Kutunggu
pergantian dengan ribuan sandiwara kepada dia yang membirukan kata-kata
Berhamburan
lembaran kutulis selayang pesan
Merangkai
origami lalu kugantungkan saat malam puncak bertabur bintang datang
Di
sebuah ruangan yang tak pernah dia kunjungi sebelumnya
Taburan
warna hijau dan abu-abu kesukaannya terukir di tiap sudut
Di
sana
Di
kamar pelaminan
Rengel,
2013
Terimalah Apa Adanya
Dulu,
kesalahan bertabur sama di penjara
Arah timur
orang menimba air yang tak kunjung reda
Sesal
akhir sebuah ceita
Bukan
berarti senyawa dan ion tak menuju daging-daging ladzat tinggal menyantap
Saat
ini, dengarlah sekali duduk sejenak mengeja
Butiran-butiran
kata biasa untuk dia
Itulah
perjalanan
Tak
lagi terulang dan bertebaran merajut kesalahan demi kesalahan
Inginku,
hati berpadu
Inginku,
kenanglah satu
Terimalah
diriku
Seorang
yang pernah singgah walau semenit waktu
Buatku
mengerti
Kembali
kepada siapa lagi
Saat
lonceng bergeming di sisi ku berbaring menanti mati
Rengel, 2013
Ketukan Nurani
Hari,
minggu, bulan, tahun, sepi
Saat
decitan jam berdentum seperti letusan meriam
Terlewati
sendiri sampai suasana pagi seperti menangis sendu
Butiran
senyuman merangkai kata-kata malam
Saat
kau tak disini
Seperti
ketukan nurani
Rengel, 2013
Nas Tabanni adalah
nama pena Achmad Nasta'in yang lahir
19 April 1993 di Tuban. Nimbrung dalam komunitas Jaringan Pena Ilma Nafia (JPIN) Grobogan dan COMPETER. Beberapa
puisinya dimuat di Radar Sampit, Radar
Bojonegoro, Radar Seni, Banjarmasin Post, Metro Riau, Kabar Indonesia,
Kompas.com, Majalah Gadis, Majalah Frasa, C-Magz, El-Bratva, Koran Cyber dan
antologi bersama. Diundang dalam membaca puisi ulang tahun kota Waringin Timur-Kalteng. Diantara
antologi Puisi bersama: Kado Untuk Jepang(Ag
Publishing, 2011), Curahan Hati Untuk
Tuhan (Leutika Prio, 2011), Secret Of
Writing ( Leutika Prio,2011), I’m
Proud To Be Scout (Leutika Piro, 2011),
Rahasia Sekeping Hati (Agp, 2011), Serba-Serbi
14 Februari (Ae Publishing, 2012), Perempuanku
(PHP, 2012), Penulis Tamu di Buku Muara
Karya (Sany Publishing, 2012), Selayang
Pesan Penghambaan (Oase Qolbu, Juli 2012), Gado-Gado Office Boy (Deka Publishing, 2012), Antara Aku Dan Tetangga (Ae P,2012), Lepas (Afsoh Publisher, 2012), The
Miracle Of Love (Pedas, 2012), Juara 3 dalam antologi 250 puisi untuk Indonesia (Penerbit Pedas, Desember 2012), Kado Untuk Bunda (Meta Kata, 2013), Puisi Untuk Indonesia ( Meta Kata
Publishing, Februari 2013), 16 Nominator Naskah Religi Islami 2012, Ziarah Hati (Citra media Group, Januari
2013), Permata Jiwa (Penerbit Pedas,
Maret 2013).