Jepara-WAWASANews.com
Khusyuk: Hadirin mendengarkan ceramah |
Rabu Siang (19/06) adalah hari yang dinantikan oleh 319
santri Pesantren Roudlatul Mubtadi’in, Balekambang, Mayong Jepara. Pasalnya,
mereka akan dilepas secara resmi sebagai wisudawan-wisudawati di hadapan ribuan
para wali santri dan alumni yang hadir dalam acara bertajuk Haflah Akhirus Sanah tersebut.
KH. Ma’mun Abdullah, pengasuh Ponpes Balekambang,
mengatakan bahwa visi para santri Balekambang tidak hanya untuk mencetak para
santri yang pintar saja, tapi juga
benar. Karena itulah, sistem yang diterapkan bukan sekolah, tapi mondok
sambil sekolah. “Di Balekambang tidak ada sistem daftar sekolah, tapi daftar
jadi santri. Mereka sekolah dan wajib tinggal di asrama pondok,” ujar Ma’mun
dalam sambutan.
Sebagai pengasuh, Ma’mun meyakinkan kepada para wali
santri yang hadir bahwa pesantrennya tidak akan larut dalam sistem pendidikan
yang tidak mementingkan akhlaq. “Kami tetap mewajibkan setiap santri untuk
ngaji kitab kuning setiap hari biar keaslian pesantren tidak tergeser,”
jelasnya.
Akademi Komunitas
Dalam kesempatan tersebut Ma’mun juga menjelaskan bahwa
kini tanah milik pesantren sudah ada 20 hektar. Yang 5 hektar, katanya,
dipersiapkan untuk pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang pada 8
Juli 2013 lalu sempat ditinjau oleh Menteri Pendidikan M Nuh sebagai salah satu
SMK yang diajak rembug soal kelanjutan siswa-nya pasca lulus.
Kepada Hj. Nurhayati Assegaf, presiden parlemen
perempuan dunia, anggota DPR RI Fraksi Demokrat yang hadir mewakili sambutan presiden
SBY ke Balekambang, Ma’mun membuka seluas-luasnya bila berniat membantu
pengembangan lembaga pendidikan yang dikembangkannya tersebut. “Kami siap
menerima bantuan berapa pun besarnya dari Ibu dan rombongan DPR yang hadir,”
kata Ma’mun yang disambut riuh tepuk tangan para hadirin.
Hingga kini, kata Ma’mun, masih ada sisa tanah yang
kosong cukup luas untuk dikembangkan dan digarap oleh Pesantren Balekambang
warisan Kyai Abdullah tersebut. “Sekarang ini, kita sedang mengembangkan Akademi
Komunitas D1 dan D2 untuk jurusan komputer,” tuturnya. Atas cita-cita tersebut,
Ma’mun mengklaim Balekambang adalah tempat mencetak santri yang terampil
teknologi, bukan cuma pintar ngaji. (Badri)