Oleh Muhammad Saleh
Judul Buku : Jangan Paksa Aku
Menyerah (True Story)
Penulis : Ida Cholisa
Penerbit : Metagraf, (Tiga Serangkai, Solo)
Tahun : I, 2013.
Tebal : 148 halaman.
ISBN : 978-602-9212-69-3
Penulis : Ida Cholisa
Penerbit : Metagraf, (Tiga Serangkai, Solo)
Tahun : I, 2013.
Tebal : 148 halaman.
ISBN : 978-602-9212-69-3
Kanker
payudara adalah salah satu penyakit yang mematikan. Penyakit ini menjadi momok
paling menakutkan bagi
kaum hawa. Beberapa data menunjukkan bahwa penyakit tersebut menduduki
peringkat kelima dengan tingkat kematian tertinggi di dunia.
Kanker
timbul akibat pola hidup yang tidak sehat yang berlangsung lama sehingga tidak disadari oleh
setiap orang. Pertumbuhan sel kanker sangat cepat seperti parasit yang sangat
rakus. Ia bisa menyebar ke organ yang lebih penting semacam otak, hati,
paru-paru, dan tulang.
Sebagai
orang yang pernah mengidap penyakit mematikan itu, lewat buku Jangan Paksa Aku Menyerah ini, Ida
Cholisa mencoba membeberkan pengalamannya dalam bertarung dan berjuang menuju
kesembuhan. Perjuangannya yang penuh pengorbanan, tangisan, darah, kesedihan, ia
tuangkan semuanya dalam buku ini.
Pada
awalnya, vonis kanker payudara oleh dokter menjadi hantaman maha dahsyat bagi Ida. Ia merasa
hidupnya gelap dan tak punya harapan lagi untuk bertahan. Semangat hidup yang
dulu enerjik dan ceria,
seakan sirna. (hlm.
39-46).
Tetapi, lama-lama ia
menyikapinya dengan luar biasa positif dan pantang mengubur asa. Fase
perenungan yang mungkin diiringi dengan berbagai bentuk rasa dan gelombang
emosi berbalik menjadi sebentuk kibasan optimisme dan keteguhan, mengubah
menjadi sesuatu yang harus ditaklukkan.
Mulanya
Ida mencoba melakukan pengobatan alternatif untuk mengatasi penyakitnya. Ia
terlalu takut menjalani operasi dan kemoterapi serta efek sampingnya seperti
yang disarankan dokter. Di bantu suaminya, ia berpindah-pindah tempat praktik
pengobatan alternatif demi mencari kesembuhan. Tetapi hasilnya nihil. Kian hari
benjolan pada payudaranya
malah semakin membesar. Ida mulai gelisah. Uangnya pun semakin
terkuras membeli obat herbal yang perpaketnya mencapai empat juta rupiah untuk
dua minggu. (hlm.
57-72).
Setelah
melalui perenungan panjang, Ida memutuskan kembali pada dokter dengan
pengobatan medis. Ia melawan ketakutannya pada operasi demi kesembuhannya, dan juga demi keluarga yang
selalu mendukung dan mencintainya.
Sebelum
melakukan operasi, Ida harus melakukan biopsi dan kemoterapi terlebih dahalu. Kemoterapi
adalah memasukkan cairan khusus ke dalam tubuh. Itulah saat-saat menakutkan
baginya. Proses kemoterapi memakan waktu hingga belasan jam. Selama proses
kemoterapi itu, ia mendapat banyak suntikkan yang membuatnya kelimpungan
menahan sakit dan nyeri. (hlm.
79-86).
Setelah
melakukan empat kali kemoterapi yang begitu menyiksa dan menguras tenaga dan
materi, tibalah waktu operasi untuk mengangkat payudara yang terkena kanker.
Operasi berjalan lancar, sel kanker berhasil diangkat. Tetapi, untuk membunuh
semua jaringan dan sel-sel kanker yang mungkin masih tertinggal, Ida harus
menjalani kemoterapi lanjutan hingga berjumlah tujuh kali.
Efek
kemoterapi yang ia rasakan sangat tidak enak, tenggorokan terasa kering dan
panas, perut seperti terbakar, nafsu makannya hilang, rambutnya pun mulai
rontok, kulit menjadi redup, serta kuku tangan menjadi keruh. Untuk tetap
menjalani hari-harinya agar semangat dan tak terlalu memikirkan penyakitnya, ia
menyibukkan diri dengan melakukan pekerjaan rumah dan menulis untuk mencurahkan
perasaan hatinya.
Pada
akhirnya, perjuangan berat yang ia lakukan membuahkan kemenangan. Ida terbebas
dari penyakit kanker payudara setelah melalui perjalanan pengobatan panjang dan
berliku. Rasa optimis, semangat, harapan, usaha, serta do’a mengantarkannya
pada sebuah kesembuhan.
Kisah
yang menggugah ini bisa menjadi inspirasi, refleksi sekaligus motivasi tiada
putus bagi jiwa-jiwa yang selalu ingin menjalani kehidupan dengan lebih baik.
Buku ini bisa menjadi pelajaran berharga agar pembaca mewaspadai gejala kanker
dan bersegera mencari pengobatan yang tepat jika kanker terlanjur menyerang.
Muhammad
Saleh, pengajar
di SD IT Tarbiatul Aulad,
tinggal di Barabai,
Kalimantan Selatan
__________________________________________________________
Obat Herbal kelas dunia dalam bentuk Cairan Jelly yang dapat digunakan untuk penyembuhan Kangker adalah Gold-G, yakni cairan herbal yang terbuat dari Gamat atau Teripang, sejenis hewan laut yang terbukti bermanfaat untuk pengembalian sel-sel yang sudah rusak/tidak berfungsi atau akan rusak. Banyak penyakit degenarif yang sembuh dengan obat herbal hebat ini. Antara lain, Diabetes, Stroke, Kangker Rahim, Asma, Asam Urat, Ayan / Epilepsi, Batu Ginjal, Darah Tinggi, Demam Berdarah, Gagal Ginjal, Hepatitis, Kista Ovarium, Kolesterol, Luka Bakar, Lupus, Maag Kronis, Mioma Uteri, Nyeri Sendi/Osteoartritis, Radang Sendi, Radang Sinusitis, Radang Telinga, Sinusitis, Thalasemia, Tipes
Tumor, Kangker, dan lainnya.
Cara Pemesanan Jelly Gamat Gold-G
Gold-G: Jumlah Pesanan: Nama Lengkap: Alamat Pengiriman: Nomor HP
Contoh:
Gold-G: 4 Botol : Ayu Wulandari: Jl. Jend. A Yani no. 40 Kendal, Jawa Tengah: 085.628.06.XXX
kirim ke 085.628.06.235
Barang kami kirim dari Kec. Kalinyamatan, Jepara menggunakan JNE. Setelah transfer diterima ke rekening Mandiri: 9000004421351 A.n M Abdullah Badri, barang segera kami kirim. (Melayani COD Wilayah Jepara, Kudus, Demak).
Daftar Harga untuk Cara Pemesanan Jelly Gamat Gold G 320 ml (Harga Resmi Tersegel Rp 180.000 perbotol)
Pembelian
|
Harga Retail
|
Discount
|
Harga Net
|
1 btl
|
Rp.180.000
|
Rp.5000
|
Rp.175.000 + ongkir Sesuai tarif JNE 1 kg
|
2 btl
|
Rp.360.000
|
Rp.50.000
|
Rp.310.000 + ongkir Sesuai tarif JNE 1 kg
|
3 btl
|
Rp. 540.000
|
Rp. 70.000
|
Rp.470.000 + ongkir Sesuai tarif JNE 1 kg
|
4 btl
|
Rp.720.000
|
Rp.120.000
|
Rp.600.000 + Gratis Ongkir
|
6 btl
|
Rp.1.080.000
|
Rp.240.000
|
Rp.840.000 + Gratis Ongkir
|
9 btl
|
Rp.1.620.000
|
Rp.400.000
|
Rp.1.220.000 + Gratis Ongkir
|
10 btl
|
Rp. 1.700.000
|
+ (Seharga dengan Rp.1.700.000)
|
Rp.1.700.000 + Gratis Ongkir
|