Oleh Nursodik El Hadee
Judul
:
Ajaibnya Gerakan Shalat Bagi Kesehatan Fisik dan Jiwa
Penulis
: Hilmi al-Khuli
Penerbit
: Sabil
Tahun
: April, 2013
Tebal
buku : 222 halaman
ISBN
: 978-602-255-120-1
Agama Islam telah memerintahkan kepada umatnya
untuk selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Salah satu
perintah yang menjadi kewajiban bagi setiap muslim adalah Shalat. Sebuah
jalinan yang menghubungkan seorang hamba bumi dengan Tuhan yang di Langit.
Tata cara menjalin hubungan mahluk
dengan Tuhan telah dicontohkan Nabi, mulai dari membersihkan diri dari najis
dan hadast, seperti wudhu, istinja’ (buang air besar) dan lainnya.
Bila kita perhatikan, sebetulnya wudlu
dan istinja’ adalah proses pembersihan kotoran yang dilakukan oleh seseorang dari
tubuhnya. Karena Islam sendiri sesungguhnya amat menyukai orang-orang yang
bersih dan menyucikan dirinya. Untuk itulah mengapa Nabi selalu membersihkan
diri sebanyak lima kali sehari sebelum melaksanakan Shalat (hlm. 43-50).
Saat seorang hamba telah cukup syarat untuk
mendirikan salat, sejak itulah ia mulai menelisik makna dan manfaatnya. Sebab
salat diturunkan untuk menyempurnakan fasilitas-Nya bagi kehidupan manusia. Setelah
sekian tahun menjalankan salat, sampai dimana pemahaman kita mengenainya.
Menurut buku ini, amalan ibadah yang
paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia adalah shalat. Setiap gerakannya
sangat khas, seperti, rukuk, i’tidal, sujud, duduk, dan salam. Namun, pernahkah
terpikir apa manfaat masing-masing gerakan tersebut? Inilah yang dibahas dalam
buku karangan Hilmi Al-Khulli yang mengungkap keajabian gerakan-gerakan dalam
shalat, khusunya bagi kesehatan.
Seorang Ilmuan Perancis, August
Sevateille, mengatakan sesungguhnya manusia mendapat kekuatan diri melalui
shalat. Dengan shalat dan gerakannya, memunculkan aktivitas pada perangkat
tubuh manusia yang bermanfaat. Sebagaimana telah dibuktikan oleh Direktur Riset
pada Rockfeller Foundation Amerika, shalat menjadi fenomena yang menyenangkan
dan mendatangkan kemukjizatan, seperti efek shalat pada kondisi sakit. Berdasarkan
riset, pasein yang banyak melakukan shalat bisa sembuh setelah menderita
berbagai penyakit seperti tuberculosis, radar tulang, kanker, dan lain-lain.
Dari pernyataan beberapa ilmuan sarjana
Barat di atas, kita mendapatkan kesimpulan bahwa shalat memberikan pengaruh
kepada jiwa berupa adanya kekuatan diri serta mendatangkan pengaruh pada fisik bagi
para pelakunya.
Dalam gerakan takbiratul ihram misalnya, posisi berdiri tegak,
mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau
dada bagian bawah ternyata melancarkan aliran darah, kekuatan otot lengan. (hlm.
120).
Kemudian pada saat rukuk dengan cara posisi
tulang belakang yang lurus dan posisi kepala segaris lurus tulang belakang.
Posisi menempatkan jantung berada dalam satu garis horizontal dengan pembuluh
darah tulang (besar) seperti ini jelas memudahkan aliran darah kembali ke
jantung karena pengaruh aktivitas penarikan urat-urat jantung (hlm. 121).
Sujud dengan posisi menungging dan meletakkan kedua tangan, lutut,
ujung kaki, dan dahi pada lantai jugadapat mencegah penumpukkan bahan-bahan
minyak dan kegemukkan, disamping juga dapat memperkuat otot perut. Posisi sujud
juga melancarkan aliran darah pada paru-paru kepala.
Buku setebal 224 halaman
ini kiranya tak hanya mengupas-tuntas segala manfaat di balik keajaiban
gerakan-gerakan shalat semata, namun dibuktikan secara ilmiah yang telah
dikemukakan para ilmuan Barat. Betapa sangat dahsyat manfaat dengan menegakkan
shalat bagi kehidupan kita di dunia terutama dalam hal fisik dan jiwa
sekaligus.
Nursodik
El Hadee,
pengelola Rumah Baca PesMa Al Firdaus,
anggota CSS MoRA IAIN Walisongo Semarang