Oleh Mahrus Sholeh
Jika kita membeli
makanan atau mampir ke restoran besar, pastinya akan menjumpai tusuk gigi yang
berjejer di setiap meja. Barang kecil terbuat dari bambu yang dibelah menjadi
kecil seperti tusuk sate. Namun, hal ini berbalik arah ketika kita membeli
makanan atau sekedar mampir ke warung atau kedai. Kita jarang atau bahkan tidak
menjumpai tusuk gigi sekalipun. Bahkan untuk sekedar tisu, tidak ada.
Tak jarang para
pembeli itu kebingungan untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang ada di
giginya. Perkara ini sangat menggelikan jika pembeli hanya menggunakan tangan
atau yang lainnya untuk membersihkan sisa makanan. Dan yang lebih ironis lagi
adalah menggunakan lidi yang biasa digunakan untuk membersihkan warung atau
kedai.
Jika ini dibiarkan
maka pembeli jelas merasa tak nyaman. Memang tidak semua pembeli merasa nyaman
dengan adanya tusuk gigi itu, tapi paling tidak bisa memberikan kenyamanan
kepada pembeli salah satunya dengan cara menyediakan tusuk gigi.
Alangkah baiknya
jika setiap kedai atau warung nasi yang sederhana sudah mulai berbenah dengan
menyediakan tusuk gigi, hal ini dimaksudkan untuk kenyamanan para pembeli
setelah makan dan juga bisa membuat pembeli merasa tertarik dengan kenyamanan
fasilitas yang ditawarkan meskipun hanya sekedar tusuk gigi yang kebanyakan
hanya sebagai pelengkap.
Mahrus Sholeh, aktivis GEMBUK (Generasi Mahasiswa Brilian, Unggul, Kreatif) Jurusan Tafsir & Hadis Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan
Ampel Surabaya. Alamat: Pon
Pes Luhur Al-Husna, Jl. Jemur Wonosari Gg. Masjid No. 42 Surabaya.