Oleh Muhammad Rajab
Judul :
Pengen Jago Eksak, Berpuasalah!
Penulis : Zian Farodis
Penerbit : Diva Press
Cetakan
I : Februari 2013
Tebal : 184 halaman
ISBN : 978-602-7665-48-4
Sampai saat ini, pelajaran eksak
khususnya matematika masih menjadi momok bagi kebanyakan pelajar. Alsannya
sederhana, sangat sulit. Mungkin benar, tapi yakinlah bahwa semua kesulitan
pasti ada jalan keluarnya. Nah, salah satu solusi agar mudah dalam memahami
pelajaran eksak adalah dengan berpuasa. Hal ini bisa dilihat dari beberapa
manfaat puasa, khususnya secara medis.
Telah banyak penelitian ilmiah yang
menyatakan bahwa puasa tidak hanya dapat menyehatkan mental, tapi juga sangat
bermanfaat untuk kesehatan fisik, termasuk mencerdaskan otak. Semua penelitian
tersebut sebenarnya merupakan bukti kebenaran sabda Nabi Muhammad SAW, “Berpuasalah
maka engkau akan sehat”.
Dr. Yuri Nikolayev, seorang direktur bagian
diet di sebuah rumah sakit jiwa Moskow, dalam salah satu statemennya
mengatakan, “Menurut pendapat Anda, apakah penemuan terpenting pada abad ini?
Jam radioaktif? Bom exoset? Menurut pendapat saya, penemuan terbesar dalam abad
ini adalah kemampuan seseorang membuat dirinya sendiri selalu awet muda secara
fisik, mental, dan spiritual melalui puasa yang rasional.” (hlm. 7).
Salah satu hasil penelitian tentang manfaat
puasa adalah penelitian Allan Cott M.D. yang tertuang dalam sebuah bukunya
berjudul Why Fasty. Dalam penelitiannya, Cott menemukan banyak manfaat
puasa bagi seseorang, baik secara mental maupun fisik. Cott menyimpulkan bahwa
puasa dapat membersihkan tubuh dari ragam penyakit, mampu membuat fisik dan
psikis lebih baik, membantu mengendalikan gejolak kemauan dalam diri, sebagai
tameng agar lebih mampu mengendalikan gejolak seks atau nafsu, membuat
penglihatan lebih muda, membantu menurunkan tekanan darah tinggi serta kadar
lemak, mengendorkan ketenangan jiwa, mempertajam fungsi indera, membantu memperlambat
proses penuaan (hlm. 81-82).
Buku Pengen Jago Eksak, Berpuasalah menyuguhkan
beberapa tips segar bagi Anda yang merasa kesulitan menekuni ilmu eksak dengan
langkah-langkah praktis sesuai dengan rekomendasi perintah agama yang
seringkali diragukan. Dengan kata lain, buku ini mencoba mengajak Anda
menyelami kedalaman berkah puasa sekaligus memberikan angin segar bagi Anda
yang kerepotan dalam menguasai ilmu eksak.
Sepintas, puasa dan ilmu eksak sangat
berseberangan. Akan tetapi, kesimpulan semacam itu bisa berubah total apabila
kita mencoba menyelami misteri serta komponen puasa sesuai dengan yang
diperintahkan Al-Quran dan As-Sunnah. Puasa tidak hanya sebatas anjuran maupun
kewajiban bagi seorang muslim, melainkan sebagai kebutuhan. Sebab di dalam
puasa, tersimpan berkah yang sangat dahsyat, yang keberadaannya senantiasa
menjadi penenang dalam gelap dan solusi bagi ragam persoalan, termasuk dalam
mempelajari ilmu eksak.
Lukman al-Hakim, yang namanya diabadikan
dalam al-Quran, suatu ketika memberikan nasehat kepada putranya, “Putraku, jika
perutmu penuh maka pikiranmu tertidur, kebijaksanaan hilang, dan anggota tubuhmu
malas melaksanakan ibadah”. Sebuah pepatah juga mengatakan, “Jika jiwa berada
dalam kondisi lapar maka tubuh menjadi kenyang, dan apabila jiwa berada dalam
kondisi kenyang, maka jiwa berada dalam kondisi lapar,” (hlm. 136).
Dua ungkapan di atas ternyata benar. Secara
esensial, puasa merupakan salah satu pengendalian diri, baik dari makan, minum,
maupun seks, hingga kemudian bermuara pada peningkatan kualitas mata hati
menjadi lebih tajam dan kuat. Daya tembus otak batin hanya bisa dipancarkan
dengan jalan tafakkur, meditasi dan perenungan yang hakiki.
Pertanyaannya, bagaimana hal tersebut mampu
membantu kita dalam memahami ilmu eksak, seperti matematika, fisika, kimia,
sains, biologi, dan semacamnya. Dalam konteks ini, dengan menunaikan puasa,
daya pikir seseorang dapat menerima pancaran daya yang bermuara pada budhi, sehingga
terjadilah sebuah harmoni, yang kemudian membias pada peningkatan otak lahir.
Pada
intinya, buku ini berusaha menyadarkan pada kita bahwa puasa dapat membantu kita
dalam memahami pelajaran-pelajaran eksak. Tentunya bukan dengan berpuasa kita
secara serta-merta paham tanpa ada usaha. Posisi puasa di sini adalah sebagai
sarana dalam membantu meng-encerkan otak dan menstabilkan emosi sehingga
dapat memudahkan seseorang dalam memahami ilmu eksak. Selamat membaca!.
Muhammad Rajab, penikmat buku,
tinggal di Kota Batu Malang