Opini
Oleh Sartono
Februari mengingatkan kita pada sebuah momen
yang dinantikan banyak orang, terutama para kaula muda dan remaja. Tepat pada
tanggal 14 Februari diperingati Hari Valentine (Hari Kasih Sayang). Valentine
merupakan momen special bagi sebagian
kalangan biasanya diisi dengan tradisi tukar bingkisan coklat dengan berbagai
macam bentuk, rasa serta kemasan.Prosesi ini dilakukan baik yang punya pacar
maupun yang sedang “berburu” cinta. Tidak jarang pula, tepat pada hari ini, ada
yang mengungkapkan isi hatinya pada seseorang yang dicintai.
Valentine lebih sering dikenal dengan hari
kasih sayang. Peringatan Valentine sekarang begitu semarak melanda di kalangan
remaja sampai orang tua yang ingin memberikan sebuah penghargaan akan sebuah kasih
dan sayang. Kasih merupakan sebuah ungkapan memberikan sesuatu dari lubuk hati
yang paling dalam kepada suatu hal baik manusia maupun makhluk lainnya.
Sedangkan sayang merupakan ungkapan akan rasa saling memiliki, memahami satu
sama lain.
Ungkapan kasih sayang terkadang hanya terucap
manis ketika saat perkenalan hingga awal menemukan kecocokan. Namun sering kali
pudar di tengah jalan bahkan karam termakan ketidaksetiaan.Hal itu yang
menandakan makna kasih sayang belum benar-benar tersampaikan, bahkan acapkali
hanya sekedar jurus rayuan terhadap orang yang ditaksir/disukainya.
Cinta yang sebenarnya bukalah seperti itu,
yang datang dan pergi sesuka hatinya.Akan tetapi cinta adalah dia yang mau
memberikan sesuatu kepada orang yang dicintai tanpa mengharapkan balasan apapun.
Cinta bukanlah rumus jual beli, bukan pula jargon take and give, tetapi give
and give. Dengan begitu, cinta akan tumbuh dari hati yang paling dalam,
bukan sekedar nafsu untuk memiliki. Walau terbalas ataupun tidak, cinta itu
tetap tertanam di sanubari yang terdalam. Begitupun cinta yang dirangkai dalam
bingkai keikhlasan dan kesederhanaan,
Cinta tak lain seperti kasih ibu. Kasihnyasangat
mulia.Beliau memberi, tak mengharapkan kembali balasan dari anak-anaknya yang
telah diberikan kasih sayang. Tak lelah untuk memberikan kasih sayang walau
letih raganya, capek pikirannya, jenuh hatinya. Tetapi tetap berjuang demi
orang-orang yang dikasihi agar mereka bahagia. Tak memikirkan dirinya sakit,
capek dan sebagainya, yang penting anaknya bahagia.
Makna cinta kasih sayang yang sebenarnya
tercermin dari ketulusan dan keikhlasan hati dalam memberikan cinta tersebut
tanpa harus sibuk memikirkan dia yang kita cintai, apakah menerima, membalas
kasih sayang kita atau malah sebaliknya, menolak, atau bertepuk sebelah tangan.Kasih
tetap bersemi tanpa harus sakit hati, membenci atau bahkan bunuh diri.
Karena cinta bukanlah sebuah kata yang bisa
selalu menjawab iya, namun cinta adalah sebuah ungkapan hati,bukan sekedar kata,untuk
saling memberi.
Cinta memang rasa yang tak pernah berhenti
untuk kita jamahi dan berhenti dalam kungkungan definisi. Hidup matinya cinta
terletak pada sanubari manusia: menggerakkan atau menghentikan pada titik nafsu
“menguasai”.
Sartono,
mahasiswa Pendidikan Kimia UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta