Purwokerto-WAWASANews.com.
Antusias: Sejumlah mahasiswa STAIN Purwokerto tampak antusias mengikuti Mukerma (21/2) (Foto: WAWASANews/Aan Herdiana) |
Senat Mahasiswa (SEMA) STAIN Purwokerto, Kamis
hingga Jum’at (21-22/2) menggelar Musyawarah Kerja Mahasiswa (Muskerma)
di Auditorium Lama kampus setempat. Kegiatan tersebut, dimaksudkan untuk membahas
program kerja Lembaga Kemahasiswaan (LK) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) selama
satu tahun kepengurusan.
Ketua Penyelenggara, Agus Nurfahudin,
mengatakan, kegiatan itu diikuti seluruh LK dari Badan Eksekutuf Mahasiswa
Prodi (BEM-P) hingga Dewan Eksekutif Mahasiwa (DEMA). Sementara peserta dari
UKM, tidak kurang dari 9 organ turut serta dalam kegiatan tersebut.
Agus berharap, kegiatan itu bisa memberikan
manfaat, khususnya pengembangan potensi mahasiswa dalam mengemban amanat
organisasi satu tahun mendatang. “Kami sebagai penyelenggara, sebetulnya,
berharap seluruh peserta dapat mengikuti kegiatan ini secara utuh dan maksimal.
Sehingga, maksud dan tujuan yang dicapai dari muskerma ini dapat terealisasi,”
harapnya.
Sementara itu, Pembantu Ketua III STAIN
Purwokerto, Dr Abdul Basith Mag, melalui stafnya, Ajib Hermawan M.Si, dalam sambutannya,
mengatakan, adanya musyawarah ini diharapkan dapat menemukan formulasi atas program
yang kretif, mandiri dan berdaya guna. “Jangan jadikan kegiatan ini hanya
sebatas sarana untuk menggugurkan sebuah kewajiban. Kami berharap, muskerma ini
mampu menumbuhkan spirit baru para intelektual muda yang mandiri dan siap bekerja
keras,” tuturnya.
Dikatakan, muskerma juga hendaknya menjadi
salah satu upaya mahasiswa untuk menumbuhkan semangat berorganisasi. Seperti halnya
termaktub dalam tema “Sadar Diri Membangun Jiwa Mandiri”. Karenanya,
kesadaran memang merupakan hal mutlak yang harus ada dalam diri mahasiwa. Dalam
kesempatan itu, Ajib juga menyampaikan kebijakan baru, memuat peraturan dan
mekanisme kerja LK dan UKM.
“Melalui buku pedoman umum kemahasiswaan STAIN
Purwokerto ini, kami berharap kegiatan kampus dan kemahasiswaan terdongkrak
untuk meningkatan kualitas dan kuantitas pembinaannya. Buku pedoman ini dianggap
urgent agar aktifitas mahasiswa dapat berjalan sesuai koridor dan sistem
organsasi. Selain itu, mahasiswa juga dapat belajar mengembangkan diri dan beraktifitas
sesuai kerangka sistem di perguruan tinggi ini,” terang Ajib.
Dari itulah, sambung Ajib, mahasiswa yang
notaben-nya sebagai ikon penggerak perubahan diharapakan mampu berkiprah di lingkungan
masyarakat. “Kehidupan kampus, bukanlah kehidupan senyatanya. Jadikanlah
kegiatan dan aktifitas kampus sebagai proses untuk membekali diri agar dia
tidak canggung saat terjun di masyarakat yang lebih kompleks,” pungkasnya. (Aan)