Kudus-WAWASANews.com
Tambun tubuhnya, tapi ramah. Itulah
Ahmad Taufiq (31), lelaki kelahiran Demak yang dianugerahi tangan gemulai oleh
Tuhan sehingga ketika menggoreskan ayat-ayat Al-Qur’an dan Sabda Nabi, memiliki
daya artistik luar biasa. Anda bisa mampir ke galeri lukisnya di Jl. Mayor
Kusma, Kudus, untuk sekadar melihat-lihat atau sekalian pesan sate buatan istrinya,
Nurul Hidayah (31).
Ya, Taufiq, alumnus Madrasah TBS
Kudus ini, selain jualan lukisan Kaligrafi Arab di galery-nya, juga nyambi jualan sate kambing dan ayam.
Murah, hanya Rp. 10.000 untuk 10 tusuk sate kambing. “Baru satu tahun kami buka
galery di Kudus,” kata Taufiq.
Kepada WAWASANews.com, dia menuturkan kalau usaha buka galery kaligrafi tersebut
awalnya hanya untuk mengisi waktu luang selain mengajar di sekolah dan
menggoreskan pena-nya di rumah. Taufiq menekuni seni kaligrafi sejak tahun
1999, kala masih nyantri di Pondok Pesantren TBS asuhan KH. Ma’mun Ahmad.
Setiap hari Jum’at, dia belajar menulis huruf demi huruf di Lembaga Tahsinul Khoth Aroby asuhan Ust. H. Noor
Aufa Shiddiq, Kudus (Alm.).
Menurutnya, belajar menulis
kaligrafi itu tidak murni untuk menciptakan keindahan rangkaian huruf-huruf
yang ditulis. Lebih dari itu, belajar kaligrafi ternyata dapat menumbuhkan
pribadi yang sabar, disiplin, kreatif, waspada, terampil dan bersih. “Kaligrafi
itu tidak bisa digores ngebut kayak menulis berita,” katanya.
Untuk menghasilkan karya yang super
indah, menurut Taufiq, harus ada keterkaitan antara tinta, kalam (ujung pena),
kertas, hasil goresan, dan kepribadian seorang kaligrafer. Dia menyitir sebuah
literatur bijak untuk menggambarkan keterkaitan itu, yang artinya: “seperempat (indahnya) tulisan ada pada hitam
tinta pena, seperempat-nya pada keindahan huruf dari kaligrafer, seperempatnya
lagi dari keserasian potongan pena, dan seperempat lainnya ada pada kualitas
kertas.”
Karena rumitnya menghasilkan karya
yang indah itulah, orang-orang yang memesan hasil karya cipta Taufiq harus
sabar menunggu hingga seminggu lamanya. “Kalau yang sudah ada contohnya paling
seminggu jadi. Tapi kalau memesan motif yang belum pernah saya buat, mereka
harus sabar lebih lama, kayak yang ini,” katanya sambil menunjuk sebuah karya
yang tengah mulai digarap sekitar dua minggu lalu.
Hiasan Dinding dan
Kubah Masjid
Pernah, suatu kali, dia diminta
untuk jadi team dalam proyek pembuatan mushaf Al-Qur’an ukuran raksasa pesanan
salah satu keluarga dari Kerajaan Brunei Darus Salam. Katanya dipesan untuk
mahar pernikahan. Dengan beberapa orang di kampusnya, Universitas Sains
Al-Qur’an (UNSIQ), Wonosobo, dia mulai mengerjakan pesanan itu. Tarif awalnya,
kalau jadi sesuai pesanan, akan dihargai Rp. 2 milyar. Rencananya, dana itu
nantinya akan digunakan kampus untuk membangun laborat Al-Qur’an.
Namun sayang, setelah semuanya jadi,
pemesan tak memenuhi janji. Uang muka senilai Rp. 400 juta tidak ditambah-lunaskan
hingga Rp. 2 Milyar. Alasannya, kata Taufiq, karya buatannya itu banyak
menggunakan tips-X, alias banyak yang kesalahan hurufnya dihapus-tambal
menggunakan cat putih. Itu, menurut pemesan, disebut haram dalam penulisan
Al-Qur’an. “Tak tahulah, pokoknya ketika itu kami kecewa. Tapi akhirnya kami
paham kalau sebuah karya memang harus indah, dan, juga, bersih,”
lenguhnya.
Daripada mengurus pesanan
orang-orang kaya yang tetap menang karena uang, lebih baik memang membuat karya
sendiri, tanpa beban pesanan. Karya kaligrafi tanpa pesanan di galery Taufiq
rata-rata dibuat dari gabus (strofom), kanvas, kaca cermin, dengan pigura yang
terbuat dari kayu pinus atau fiber. “Harganya mulai Rp. 100 ribu untuk ukuran
27x55 cm hingga 2 juta-an untuk ukuran 100x85 cm,” ujarnya. Taufiq sengaja
tidak membuat kaligrafi berbahan dasar kayu jati karena kelemahan di bagian
ukir kayunya.
Selain membuat karya sendiri di
rumah, dan kemudian digalery-kan, Taufiq yang pernah belajar kaligrafi di
Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (Lemka) Sukabumi ini, juga menerima pembuatan
kaligrafi hiasan dinding dan kubah masjid dengan cat. “Saya sudah beberapa kali
membuat kaligrafi kubah masjid dan hiasan dinding di beberapa kota,” tuturnya.
Anda ingin mengetahui berapa tarif per meter-nya? Rp. 700 ribu. Silakan hubungi
redaksi bila berminat. (Badri)
BIOGRAFI SINGKAT:
Nama
Lengkap : Ahmad Taufiq, SH.I
TTL : Demak, 10-10-1981
Istri : Nurul Hidayah (31)
Anak : Zakiya Khoirin Nada (1,5
tahun)
Alamat
Galery : Jl. Mayor Kusma, Kudus
Pendidikan:
- Madrasah Tasywiqth Thullab Salafiyyah (TBS), Kudus (2003)
- Fakultas Syari’ah Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ), Wonosobo (2009)
Prestasi:
- Juara I Lomba MTQ Kaligrafi Penulisan Naskah di Kab. Sukabumi (2004)
- Juara II Lomba MTQ Kaligrafi Penulisan Naskah di Cilegon Banten (2004)
- Juara II Lomba MTQ Kaligrafi Lukis di Kota Sukabumi (2004)
- Lomba Festival Istiqlal Harapan II Piala Menteri Agama RI (2004)
- Juara II Lomba MTQ Kaligrafi Penulisan Naskah di Garut (2005)
- Juara III Lomba MTQ Kaligrafi Penulisan Naskah di Kota Bogor (2005)
- Juara II Lomba MTQ Kaligrafi Tingkat Provinsi Banten (2005)
Pengalaman Karya:
- Pembuatan Kaligrafi Dinding dan Kubah Masjid “Baitur Rahman”, Jember Jawa Timur (2009)
- Tim Pembuatan Mushaf Akbar ukuran 200 meter x 300 cm di UNSIQ Wonosobo, Jawa Tengah (2008)
- Tim penulis Al-Qur’an Akbar untuk Kerajaan Brunei Darus Salam (2008)
- Pameran Kaligrafi di STAIN Kudus (2009)