Puisi
Lanskap Hari Ketigabelas
Hingar bingar pundak-pundak kekar berotot baja
ramai merajut kesah kisah ini hari
banting tulang menopang nyata kehidupan
Kiri–kanan melintas canda menutupi galau
atas–bawah ditindas pikiran serakah
lalu lalang angin jalang menggesek moral
Menabur petaka dalam nyanyian kembara
detik demi detik lewat mengalir peluh
demi isi perut yang kian menipis
Retak nasib memang tak seindah angan
namun apapun dalihnya
rezeki adalah karunia Allah yang tak ternilai.
Posko DSI, 13/02/2012.
Menugal
Gairah Kembara
(menanti di kesenjangan masa)
Dingin menusuk sekujur rasa
jemari tlah merapat menanti hangat
detak waktu kian dekati arah janjimu
sementara nafas tak seliar dulu lagi
tertatih
redup di genggam-Nya
pun masa semakin jauh merentang usia.
Ketapang, 25072012
Garis Buram Wajah Negeri
(impian usang yang tak pernah genah)
Kita tlah berlarut dalam sekoci permainan
urung niat menggebu
harap tergerus erosi pelimbahan etika
sementara riuh rendah pinta jelata
terus bergelombang mendinding jarak
Panas tandus tanah merdeka
tiada ada makna bercengkrama
dalam stimulan syahwat duniawi semata
arung kelam bertahta kepunahan tenggang rasa
sirna sudah segala tata krama, santun serta bahasa
malah meninabobokkan kalimat
perselisihan derajad
Ooo --- inikah perjalanan semu kita?
Bumi Ale-Ale, 13/02/2012
Siluet, III
(perjuanganmu hampa tak berujung)
Kau tuang darah
pada lajunya peluit malam
bulan pucat
bintang tergagap
angin pun mati rasa
Sedemikian galaunya
kau buat nervous mereka
padahal jarak hampa
masih panjang
tak berujung
Apa lantaran matamu yang selalu melotot,
atau aroma tubuhmu yang kian mewangi tanah
entahlah, arah jarum jam
mulai berbalik menggamit bunga tidur
lupakan saja semua cerita ini !
Bumi Ale-Ale, 17 Juli 2012.
De Javu
(suatu malam di garis batas
angan)
Seperti
dulu
kepakmu
tetap saja membekas
pada
palung rasa terdalam
membangkitkan
arsiran-arsiran kenangan
membaur
simpati tertata rapi di sudut ruang hati
seperti
dulu
ketika
petang memburu cakrawala tergugu
putihmu
benderang sayat kisi-kisi malam
hasrat
berpacu ukir impian yang sekian lama
terhalang
cengkraman setengah purnama
berbilang
kata-kata kecewa
seperti
dulu
mungkinkah
indah setia menjalani perjalanan makna
walau
sejujurnya hujan angan kian menyempit
menambat
kelu dalam pelabuhan asmara.
Ketapang,
Agustus 2012
Menunggu Garis Janji-Mu
Ketika semilir angin
tak berhembus semestinya
timpang sanggah amarah
langit
berderak pecah mega
gemuruh dada cakrawala
membetas pinta karang ragu
dan gertak pupus
seiring pudar sorot surya
kenanga
tunduk lesu harap mengubah
hasrat
yang tadinya hendak bersenyawa
dalam kungkungan duniawi
ya – Khalik,
aku hanya butuh kun faya kun
MU saja
untuk melepaskan penatnya
keangkuhan raga semata
sementara dacing perilaku
umat
tegak di jalurnya
tinggal menunggu hari
yang berlaku dalam garis
janjiMU.
Ketapang (Panwas), 240712
Bukan Pada Kita Tetapi
Pada Kata
Bukan pada kita tetapi pada
kata
bukan pula pada siapa-siapa
di situ tlah kutemukan makna
tersembunyi dalam kerutan
menahun rasa
bukan pada kita tetapi pada
kata
bukan juga pada seluruh raga
di sini kemunafikan menampik
duga
menjerat tajam membekas baja
bukan pada kita tetapi pada
kata
adanya hanya teka-teki
semata
menangkup hasrat menggebu
kuasa
bak berlikunya hidup
menyudut serasa.
Ketapang, 26 Juli 2012
Wyaz
(Wahyudi Abdurrahman Zaenal) Ibn
Sinentang, lahir di kota Pontianak, 24 April. Mulai menulis puisi sejak
tahun 1980. Selain puisi juga menulis cerita pendek, dan artikel.
Karya-karyanya pernah dimuat di beberapa media lokal, nasional, maupun negeri jiran. Karyanya juga terangkum dalam beberapa kumpulan
bersama: Antologi Puisi Bangkit III (Studio Seni Sastra
Kota Batu, 1996), Jepin Kapuas Rindu Puisi (DKKB, 2000), Anugerah Khatulistiwa (Literer
Khatulistiwa, 2011), Senandung Alam (Leutika Prio,
2012), Cahaya Khatulistiwa di Taman Kata (DKKP, 2012), Goresan
Pena Untukmu (AG Litera, 2012),
Merindu Rasul Dalam Sajak (Seruni
Publishing, 2012), Antologi Puisi 2 Bahasa 1; Diverse (CreateSpace,
June 2012), Antologi
Cerpen Kain Tilam
(DKKB, 1998), Orang-Orang di Batas Garis (Tuas Mediamja, 2012), Tentang Bulan (Leutika Prio,
2012), Mutiara Berdebu (Pustaka Awan, 2012), AIDS Bercerita
(Leutika Prio, 2012), Melukis Mimpi
(Seruni, 2012), eBook Antologi Cerpen Bunga Rampai Cerita Pendek (cerpen-kita.weebly.com Juni 2012), dan Antologi
Puisi tunggalnya Bersama Hujan (Kelompok Empat Kreatif, 2011). Pernah tergabung dalam KOMPAK (Kelompok Penulis Pontianak), Sanggar CS2K (Cipta Sastra
Swara Khatulistiwa), Bengkel Sastra
Kalbar, salah satu pendiri IPSKH
(Ikatan Penulis Sastra Kota
Hantu), Komite Sastra DKKP (Dewan Kesenian Kota Pontianak) tahun
2002, penggagas Komunitas Sastra
Pinggiran Bunga Trotoar,
penggagas Diskusi Sastra Imajiner Kembang Gula, owner KELOPAK
POEDJANGGE. Saat ini
menetap di Kota Ketapang.