Puisi
Bila Hujan Tak Kunjung Pergi
Bila hujan tak lekas berhenti
Lampu lampu temaram memburam
Tetes air menempel lalu tergelincir
Ratusan serangga telah sedia payung
berteduh pada tanah rengkah lembab
Bepergi tanpa sesuatu sebab
Dedaun bersentuhan perlahan
Di pantik angin dingin bersemburan
Pohon melengkung,serkah ranting ranting
Hujan menghilangkan bau di sudut tembok
yang pesing
Bila hujan tak ingin pulang
Bawakan partita angin, yang di gesek
seraphin
Seolah, terhampar wajah kanak
memandang jendela, mengenali kaca
--apakah masih sama seperti hari
kemarin
2013
Ode
ada dua belas luka menganga
satu menyebut dirimu
ada dua belas rasa membuka
satu menyebut dirimu
waktu sore, awan salju
jam meludahkan detik retak
langit sinis tersenyum biru
di tegalan main bayangan sepetak
ada tiga belas ranting jatuh
satu memanggilmu lugu
ada tiga belas batang padi terpiuh
dari yang satu mati di gigimu
sore bergelimang jingga menderu
lagu lagu di sawah seruling bambu
sore bergemerlap menuju malam
satu demi satu sorot terang lampu
2013
ketika angin menyingkapkan separuh
betisnya,
engkau telah melihat emas sebenarnya,
melebihi haikalmu yang bertahta sejuta
cahya
bahasa bahasa perantara menghampar di
luas udara
percakapkan pada cicak yang mengintip
di langit istananya,
betis yang indah bagai semenjana alir
sungai nil:
oase mengalir menyuguh teduh
kaupun telah sampai pada tatapannya,
sepasang binar milik ratu pesona
kau tiba tiba mulai mencatat lupa,
ihwal untuk apa dan mengapa kau,
menyempatkan wajahmu bertandang ke
istana
--kau telah jatuh cinta
------------------------------------------------------
burung hud hud masih meniup kicau seruling
sepasukan garda depan yang siap menyerang
melewati, mewaspadai jangan sampai terinjak sarang ramut
semut
supaya, doa yang mereka panjatkan,bakal menjadi amin
kemenangan
--------------------------------------------------------
kau ulukkan rupa yang tertutup cadar
tubuhnya
kau mulai memikirkan segalanya,
meninggalkan semua gemerlap
untuk setangkai betis yang menguar sekedip
mata
memintamu untuk terus mengingatnya
menyimpannya sebagai rejeki dari
pengatur hidup
api cinta itu terus menyala,
hingga prometheus membawanya ke tanah
yunani
sampai pujangga kami menyairkan sajak
bagimu-baginya
dan aku terus menyimpan momen yang tak
pernah kusaksikan,
terkecuali pena
2012
Khayal Ghazal 2
berangkatlah di musim penuh bunga dan
aroma teh pagi merembang
ikutilah alunan dari gesekan
biola, kendang, harmonika yang tembang
saksikan sejuta kuncup bebunga yang
tiba tiba tersihir, mengembang
matamu menauti mataku, terang rambatan
rambung hijau kekapang
jaring jaring tanganmu lembut selembut
katun yang mengambang
di pohon pohon kapas.rentangkanlah
dadamu,biar ku baca hati remang
yang tengah mengaduk aduk aroma
cumbu,cinta tak terkekang
sebagai kaos kaki dan sepatu yang
selalu bersenang senang
mengikuti tuan kemanapun ingin pergi
bahkan mungkin berenang.
ayokan aku, memandang matahari yang
mengawang di pucuk tenang
hangat menyebar sinar seperti pupuk di
tebar di sawah luas benderang
aminkan aku seperti engkau menangkup
lingkar embun yang jatuh pulang
ke kedua pipimu. semisal kau memergoki
hujan pertama, menimpa hidung
menandakan rindu menyaksikanmu diatas
langit mendung.
ceritakan pada para pesaksi yang bisu
bagai bahasa kurcari miang
ketika siang mengajakmu membumban tubuh
keladi yang kering kerontang,
dan aku kau lemparkan diatas
payung, sebagai penengadah gerimis sungsang.
2012
Enigma Laut
bagaimana kau sembunyi emas aztec
sebagai legenda menota cerita
dimana kau buang bangkai pelaut
ketika edgar merangkai cerita benar
kemana kau hanyutkan balai antartika
awal mula, penjelajah menemukan tanda
kau taruh di bagian mana, tubuh kapal
sisa perang inggris dan spanyol
ketika sejarah mencatat bangkainya
di mulut bagian mana, samudra mana
di tubuhmu yang kentara sejuta segitiga
menelan kapal kapal perkasa, mengunyah
ribuan mayat orang orang
setelah ini, kau akan bicara?
2012
Bagus Burham, lahir di Kudus Jawa Tengah,
31
Agustus 1992. Bergiat di komunitas KOPI-Kudus.Puisinya terkumpul dalam antologi
dwilingual-Flows into the Sink into the
Gutter (Shell-2012), Love Poems (Lissa,2012) dan Dari Sragen Memandang Indonesia (Dewan Kesenian Sragen,2012). Beberapa karya termuat di media seperti: Suara
Merdeka, Radar Seni, Harian Lahat, Buletin
Jejak dan Jurnal Santarang dan beberapa media cyber.