Oleh Thomas Utomo
Judul : Buku Game Edukatif
Untuk Pelajaran PAI SD Kelas 1-3
Penulis : Edi Sulis Purwanto
Penerbit : Diva Press
Cetakan : Pertama, Juli 2012
Tebal : 140 halaman
ISBN : 978-602-7665-11-8
Harga : Rp 35.000,-
Metode pembelajaran berperan sebagai
alat untuk menciptakan proses pembelajaran. Melalui metode, diharapkan tumbuh
berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan pembelajaran yang
disutradarai oleh guru. Terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi
tersebut, guru berperan sebagai pembimbing atau sutradara, sementara siswa
berperan sebagai pelakon atau pelaksana. Proses interaksi tersebut dapat
berjalan baik apabila siswa lebih banyak aktif dibandingkan guru. Oleh karena
itu, metode pembelajaran yang baik adalah metode yang dapat menumbuh-kembangkan
kegiatan belajar siswa.
Menurut Zuhairini dkk. dalam Metodik
Khusus Pendidikan Agama (1983; CV Usaha Nasional), metode pembelajaran yang
digunakan dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) lebih ditekankan pada metode dril
(penubian), ceramah, tanya-jawab, pemberian tugas belajar, imla (dikte), dan
sejumlah metode “klasik” lainnya. Barangkali untuk saat ini metode-metode
tersebut sudah usang. Tapi kenyataannya, masih banyak guru PAI yang menggunakan
metode-metode itu dalam ruang-ruang kelas. Akibatnya, dari tahun ke tahun,
nyaris belum ada perubahan yang signifikan, baik dari segi kualitas maupun
hasil pembelajaran. Bahkan bagi sebagian besar siswa, pelajaran PAI itu
menjenuhkan karena metode yang digunakan monoton, sementara materi yang harus
dikuasai siswa terbilang banyak.
Oleh karena itu, kehadiran buku
karya Edi Sulis Purwanto ini patut dianggap sebagai angin segar sekaligus
menjawab tantangan perubahan bagi pembelajaran PAI yang cenderung stagnan.
Disajikan dalam dua bagian atau bab, buku yang khusus diperuntukkan bagi kelas
rendah (SD kelas I-III) ini memuat total 76 game, dengan perincian 28 game
untuk kelas I, 23 game untuk kelas II, dan 25 game untuk
kelas III.
Secara substansial, seluruh game
yang ditawarkan tidak semata just for fun, melainkan juga bermuatan
edukatif. Memadailah disebut beberapa game di sini, seperti pohon
malaikat (h. 10), layang-layang bertanya (h. 15), tusuk awan
(h. 36), huruf-huruf misterius (h. 54), tusuk huruf (h. 59), dan IMUT
(h. 78) yang semuanya disajikan dengan bentuk, corak, tata letak, dan tipologi
huruf juga gambar yang beragam lagi menarik pandang.
Meski ditujukan bagi pelajaran PAI,
namun dengan sedikit modifikasi dan penyesuaian, game-game dalam buku
ini dapat juga digunakan dalam mata pelajaran lain, tergantung kreativitas dan
kejelian guru.
Sayangnya, ada sekelumit kekeliruan
dalam buku ini, antara lain dalam hal penulisan jenjang kelas. Baik di sampul
maupun dalam buku, tertera “SD Kelas 1-3”. Sesungguhnya, apabila mengacu pada
tata bahasa Indonesia yang tepat, tulisan yang lebih sempurna adalah “SD Kelas
I-III,” yaitu menggunakan angka romawi, bukan angka latin. Angka romawi
sebaiknya digunakan untuk urutan, peringkat, atau jenjang. Sementara angka
latin diperuntukkan bagi seri atau jenis.
Lain daripada itu, pada halaman 21,
bagian game daun-daun bertanya, terdapat tulisan di atas daun
yang tidak nampak jelas karena dicetak menggunakan warna perak, sementara warna
latarnya biru muda. Hal ini agak kurang nyaman bagi mata. Namun sekelumit
kekeliruan itu, tidak lantas mengurangi mutu maupun kemolekan buku yang dicetak
full color dan dilengkapi kunci jawaban game ini.
Selamat membaca dan mempraktikkan!
Thomas Utomo,
guru SD Universitas
Muhammadiyah Purwokerto