Oleh Achmad Marzuki
Penulis : Ardelia Karisa
Penerbit : Bentang Belia, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, Oktober 2012
Tebal : 250 Halaman
ISBN : 978-602-9397-53-6
Manusia memang tidak akan
pernah habis jika diceritakan. Ia memiliki kisah unik yang selalu memiliki
nilai tersendiri. Dan yang paling menarik dari manusia ialah tentang cinta.
Sudah banyak orang yang berusaha mengartikan cinta. Satu kata yang sangat luas
maknanya. Bahkan jika kita menanyakan arti cinta pada satu orang di lain tempat
dan lain waktu, niscaya ia akan menjawabnya dengan jawaban yang berbeda.
Ardelia Karisa memiliki
pemahaman tersendiri tentang cinta. Ia tidak tidak memberi pengertian tentang
cinta, melainkan memberikan kisah tentang cinta. Memang, untuk membuat orang
paham rasa pedas dengan mudah bukan dengan memberikan definisi melainkan dengan
memberinya cabe dan disuruhnya untuk mencicipinya. Tentu orang tersebut akan
paham benar apa itu pedas. Hal inilah yang dilakukan Ardelia Karisa. Memberikan
kisah yang mengartikan apa itu cinta dalam buku berjudul One Meaning
Thousand Ways I Love You.
Buku ini bertajuk novel
remaja yang sarat akan perilaku menarik untuk dibaca dan
disimak. Kisah kasarnya bercerita tentang cinta segitiga. Ramya adalah
mahasiswi lulusan UGM yang kemudian karena kepintarannya ia mendapatkan
beasiswa ke negeri Paman Sam, Amerika Serikat. Orangnya gendut-gemulai,
periang, semangat, cerdas, friendly,
dan penulis. Ia telah menerbitkan beberapa buku, selain itu ia juga aktif menulis di
blog.
Christofer Grenier, ia adalah
vokalis band yang cukup terkenal, The Shout. Selain itu ia juga dosen di
universitas tempat Ramya kuliah. Ia tipe dosen
yang selalu disukai mahasiswanya karena cara belajarnya yang berbeda. Jika
Chris, nama panggilannya, sedang berada
dalam ruang kuliah, pasti semua mahasiswa tidak ada yang
mengantuk. Dan jika berada di atas panggung, akan banyak suara yang menyebut
namanya. Semua ini karena ketenarannya.
Sedangkan Arian adalah teman
SMA Ramya. Arian yang biasanya dipanggil Taring (singkatan dari Arian Cungkring.
Sedangkan “T” di depannya hanya sebagai pelengkap) merupakan cowok terkeren di
sekolahnya. Karena itu ia menjadi lelaki playboy. Ada banyak perempuan suka
dan ia memanfaatkan keadaan tersebut. Saat SMA dulu sebenarnya Ramya ada
sedikit rasa pada Arian. Tapi karena ia sadar diri, dengan badan yang segede
gajah sirkus, ia memendam perasaannya. Tanpa disadari,
ternyata Arian juga memiliki rasa terhadap Ramya. Namun karena entah, ada yang
mencegahnya untuk berterus terang saat pelulusan tiba.
Saat Ramya pertama kali tiba
di negeri Paman Sam, ada suasana yang sangat beda
dirasakan. Jika
saat kuliah di Jogjakarta dulu ia memiliki banyak teman, maka di
Amerika ia harus memulai dari awal. Mencari teman baru. Karena budaya yang
berbeda, maka Ramya mempunyai sedikit masalah. Perbedaan
inilah yang membuat ia suatu kali pernah
dimarahi seorang ibu hamil di bus ketika ia dengan sengaja
memberikan tempat duduknya. Si ibu hamil itu malah berucap dengan culas “I
don’t need your help, asian girl. I’m still young as young as you.” (hlm.
75).
Hari pertama Ramya kuliah ia
sudah ditimpa bencana. Jatuh dari sepeda dan ditipu kakak seniornya saat menanyakan
kelasnya. Tapi, saat itulah ia bertemu dengan lelaki bermata biru ke abu-abuan.
Chris, yang bertempat tinggal di sebelah apartemennya ternyata adalah dosen
yang pertama kali mengajarnya. Kesan pertama Chris bagi Ramya sangat
menarik. Namun saat berada di luar kelas, ia tahu bahwa Chris memiliki
sifat usil. Ini yang membuat Ramya sebal.
Seperti cerita biasanya, musuh
bisa menjadi kekasih di akhir cerita. Begitu pula dalam novel ini. Akhirnya
Ramya dan Chris jadian. Sebenarnya Chris tidak begitu mencintai Ramya pada
awalnya. Ajakan Chris makan malam di acara married
party hanyalah agar ia terlihat tegar di depan mantan pacarnya yang
menikah. Chris begitu cinta pada Aiko mantan pacarnya. Tetapi ia dikhianati.
Konflik mulai datang saat
Arian menerima tawaran dari Tari untuk menjadi fotografer majalah butik yang
ada di Amerika. Saat itulah cerita menjadi kian menarik. Selain cerita cinta
segitiga yang sedikit rumit ini, hal yang menarik lainnya dari novel ini ialah
ada sedikit banyak komunikasi yang berbahasa Inggris. Ini merupakan langkah
cerdas untuk belajar bahasa Inggris dengan cara yang tidak membosankan.
Achmad Marzuki,
pegiat di Farabi Institute, mahasiswa IAIN
Walisongo Semarang