Semarang-WAWASANews.com
Kamis pagi (27/12), Kampus I Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Walisongo Semarang digegerkan oleh hadiranya sekelompok mahasiswa yang
mengaku dari aliansi tiga partai peserta Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilwa),
yakni Partai Kebangkitan Mahasiswa (PKM), Partai Insan Cita (PIC), dan Partai
Nurani.
Mereka mendatangi kantor Komisi Pemilihan Mahasiswa (KPM)
dengan maksud mencegah pendistribusian kotak Tempat Pemungutan Suara (TPS). TPS
itu rencananya akan dibawa ke kampus II dan kampus III oleh KPM karena Pemilwa
akan dilaksanakan hari ini. Pencegahan itu dilakukan sebagai akumulasi
kekecewaan terhadap kinerja KPM. Sebelumnya telah diberitakan oleh WAWASANews soal
kinerja KPM yang kurang profesional.
Munji, ketua KPM, mengatakan
kalau penertiban partai bukan tugasnya, tetapi tugas Badan Pengawas (Banwas)
Pemilwa. Jadi aliansi tiga partai itu salah alamat kalau mendatangi mereka
terkait tidak tertibnya Pemilwa. Munji mengaku sudah menghubungi Banwas dan
masing-masing Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) partai via sms agar segera mencopot
segala atribut partai yang masih terpasang. Tetapi tak ada yang mengindahkan. “Akhirnya
tadi malam saya mencopot beberapa spanduk yang ada di kampus tiga,” tambah Munji.
Munji terpaksa pergi menemui Banwas karena Aliansi tiga partai tidak mau berhenti
mencegah pendistribusian TPS sebelum masalah ini selesai.
Situasi menjadi tidak terkendali ketika Munji dan Banwas
tidak segera datang. Anggota KPM yang tersisa memaksa menurunkan TPS yang ada
di kantor KPM yang berada di lantai dua di atas Bank Jateng Cabang Pembantu
IAIN. Partai peserta Pemilwa yang lain, Partai Pembaharuan Mahasiswa (PPM) dan
Partai mahasiswa Demokrat satu per satu ikut mendatangi kantor KPM untuk
membantu. Bahkan dua calon ketua Presiden Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema), Ali
Masykur dan Busro, pun ikut datang karena mendengar keributan itu.
Saling dorong di depan kantor KPM tak terelakkan. Satu
jendela kaca kantor KPM pecah dan satu TPS yang terbuat dari papan triplek itu jebol
karena acara desak-desakkan tersebut. Tragedi saling tendang dan pukul dari dua
kubu pun tak bisa dihindari. Beberapa orang luka lecet dalam peristiwa itu. Tetapi
hal itu tidak berlangsung lama karena satpam dan Resimen Mahasiswa (Menwa)
datang untuk melerai. TPS akhirnya bisa dibawa ke tempat dimana Pemilwa
dilangsungkan. (Zubair)