Wartawan harus gaul, dilarang bodoh! |
“Seorang
wartawan harus banyak tahu,” demikian dikatakan Rujito S.Sos.I dalam sebuah Pelatihan
Jurnalistik pada Sabtu (8/12) lalu, yang dihadiri oleh puluhan peserta dari komunitas
jurnalis Buletin Suara STAIN.
Dalam
kesempatan itu, Cito -begitu Rujito biasa dipanggil-, menjelaskan bahwa seorang
wartawan harus mempunyai jaringan informasi yang luas. “Untuk jadi seorang
wartawan, punya banyak kenalan adalah keharusan. Bagaimana bisa mengklarifikasi
fakta di suatu tempat ketika kita tidak mengenal pejabatnya (kepala desa, misal),” tambahnya.
Selain
itu, untuk menjadi seorang wartawan, rasa malu dan minder harus dihilangkan. “Biasanya,
wartawan baru minder ketemu pejabat,” ungkap wartawan Suara Merdeka Biro
Banyumas ini.
Acara
yang berlangsung selama tiga jam ini, cukup menarik dalam pengamatan
WAWASANews. Pasalnya, pemateri tidak kaku dalam menjelaskan ulasannya. ”Pemateri
mengemas teori junalisitik dengan sangat menarik dan tidak membosankan. Dan
banyak hal yang saya dapatkan dari pelatihan ini,” kata Bayu Eriga, salah satu
peserta pelatihan.
Menurut
Sekretaris Umum Komunitas Jurnalisik, Andi Fangatiarsih, pelatihan ini akan
terus dilakukan sebanyak 6 kali berturut-turut sampai akhir Desember. “Dengan
adanya pelatihan ini, semoga kualitas menulis komunitas jurnalisitik sebaik-baik,”
kata mahasiswi semester 5 Jurusan Dakwah STAIN Purwokerto ini.
Hal
senada juga sampaikan oleh Kepala Laboratorium Dakwah, STAIN Purwokerto, Enung
Asmaya, M.A. Kepada WAWASANews, Enung mengatakan bahwa komunitas jurnalistik
merupakan tempat lahirnya para jurnalis muda yang profesional. “Untuk itu,
pelatihan yang tersistematis harus dilakukan untuk menunjang kemampuan menulis,”
jelasnya. (Aan)