Yogyakarta-WAWASANews.com
Maraknya kasus seperti
pergaulan bebas, penyalahgunaan narkotika, atau penyalahgunaan teknologi
mengindikasikan bahwa nilai-nilai moralitas yang bersumber dari agama maupun
budaya sudah tidak lagi diindahkan.
Setidaknya itulah yang
disampaikan Dr. Waryono, Dekan Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
dalam acara pembukaan Dakwah Annual
Converence (DACon) 2012. Kegiatan tersebut berlangsung sejak hari Jumat–Minggu,
14–16 Desember 2012 bertempat di Wisma Aji, Ring Road Utara, Yogyakarta.
Kegiatan DACon 2012 merupakan
yang pertama kali dilakukan, dibuka oleh Kepala Biro Administrasi Akademik dan
Kemahasiswaan (AKK), Dr. Muharam. Muharam mengatakan bahwa saat ini dakwah
hanya sebatas rutinitas khutbah dan penyampaian nilai-nilai “mati” tentang
pahala, dosa, surga, dan neraka. Masih belum banyak dirasakan kehadiran dan
peran fakultas dakwah di seluruh PTAI, baik negeri maupun swasta, dalam
mempelopori pengembangan konsep dakwah yang genuine
PTAI, minimal dalam perannya sebagai pusat akademisi yang peduli pada persoalan
dakwah.
Wakil Menteri Agama RI, Prof. Dr. H. Nasarudin Umar, MA.,saat menyampaikan gagasannya |
Ketua panitia DACon
2012, Irsyadunnas, menyatakan
bahwa sebagai rintisan awal, acara ini lebih ditujukan untuk menghimpun
pikiran-pikiran cemerlang dari para cendekia yang masih terserak untuk kemudian
didiskusikan bersama-sama demi mencari solusi problem dakwah masa depan secara
lebih komprehensif.
DACon 2012 dihadiri oleh
Wakil Menteri Agama RI, Prof. Dr. H. Nasarudin Umar, MA., dan Parni Hadi
(jurnalis senior). Hadir pula 18 pemakalah dari seluruh Indonesia yang berasal
dari berbagai instansi, baik perorangan maupun tim, untuk menyampaikan
gagasannya yang cemerlang menatap masa depan dakwah, seperti Dr. Dede Mulkan
(akademisi ilmu komunikasi UNPAD Bandung yang juga pemerhati media televisi),
Mokh Fakhruroji (dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung), Mawardi Siregar
(akademisi STAIN Zawiyah Cot Langsa, Aceh), Erdi Rujikartawi (Banten), Ahmad
Asroni (Tolerance Institute,
Jogja) dan masih banyak lagi yang lainnya.
“Untuk itu kami berharap ke
depannya penyelenggara pendidikan Dakwah harus menciptakan output yang peka terhadap konsep dakwah dan peka atas pemanfaatan
teknologi,”
tambah Muharam. (Sofyan)