Semarang-WAWASANews.com
“Mahasiswa
Udinus kuliah 1 tahun di UteM Malaysia”
Kalimat
promosi itu tertulis jelas pada baliho yang terpasang di beberapa tempat
strategis di kota Semarang, termasuk di pertigaan Jl. Pandanaran dekat Kampus Universitas
Stikubank, Mugas, Semarang.
“Kita
harusnya berbangga hati karena menjadi salah satu kampus swasta yang bisa
bekerja sama dengan universitas luar negeri. Ada Thailand, Taiwan dan Malaysia.
Salah satunya Universitas Teknikal Melaka (UTeM) Malaysia. Biasanya,
universitas negeri yang mempunyai program seperti ini,” kata Rektor Universitas
Dian Nuswantoro (Udinus), DR. Ir. Edy Noersasongko M.Kom, dalam sambutannya pada
Dinus Inside di hadapan 3154 mahasiswa baru 2012.
Dalam
kesempatan tersebut, Edy juga menawarkan program Fast Track UTeM kepada mahasiswa
tahun ajaran 2012 itu. Dalam program itu, peserta bisa kuliah dua tahun di
Udinus, tiga tahun di UTeM, dan langsung mendapat gelar S2.
MoU Udinus dan UTeM
Pada
12 November 2011 silam, antara Udinus yang diwakili Rektor Edi Noersasongko dan
UTeM Malaysia diwakili langsung Rektor Ahmad Yusoff bin Hassan, telah menjalin
kerjasama (MoU) dalam bidang pengembangan pendidikan. Akhirnya, rombongan
mahasiswa student mobility pada tanggal 27 Agustus 2012 diberangkatkan. Mereka
balik ke tanah air pada 27 Januari 2013 yang akan datang. Hanya 6 bulan.
Salah satu mahasiswa Teknik Elektro 2011, yang tidak mau disebutkan namanya, yang diberangkatkan ke UTeM bersama 10 peserta
lainnya, kepada WAWASANews menuturkan bahwa sebenarnya program kuliah di UTeM
hanya satu semester, bukan satu tahun. Mahasiswa tersebut menyangka, banner yang dipasang di website
resmi Udinus (www.dinus.ac.id) tersebut hanya
salah tulis.
Kevin
Budiono, peserta lain yang sedang menempuh program studi Teknik Informatika S1 di
UTeM juga menyatakan kepulangannya yang jatuh pada 27 Januari 2013 kelak. Bila benar
menempuh studi satu tahun, harusnya dia baru pulang 27 Agustus 2013. “Kalimat
promosi yang salah itu sengaja dibuat agar terkesan menarik mahasiswa baru kuliah
ke Udinus,” kata Kevin.
Menanggapi
kalimat promo kampus yang slenco di baliho dan banner website tersebut, kepala
Bidang Pengembangan Sistem Informasi (PSI) Udinus, Ifan Risqa, menyatakan kalau
tulisan tersebut bukan dia yang membuat. “Tulisan itu sebenarnya adalah
kehendak Pak Rektor,” tuturnya. Apakah sistem “tipu informasi” diketahui oleh
mahasiswa baru 2012 dari Papua Nugini dan Malaysia juga? Nah. (Wahyu Dwi
Pranata)
Ini Surat Pembaca Wahyu Dwi Pranata Terkait Kronologi Tragedinya dan Klarifikasi peristiwanya: Bayanganku Pun Dikebiri dan Udinus Juga Bisa Dijerat UU ITE.
Ini Surat Pembaca Wahyu Dwi Pranata Terkait Kronologi Tragedinya dan Klarifikasi peristiwanya: Bayanganku Pun Dikebiri dan Udinus Juga Bisa Dijerat UU ITE.