Intisari Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah- Berikut
ini adalah ikhtisar Aqidah Ahli Sunnah wal Jamaah sebagaimana dihimpun oleh KH
Sirajuddin Abbas dalam kitabnya I’tiqod Ahlus
Sunnah wal Jamaah.
11. Al Quran adalah kalam Alloh yang qadim. Sedangkan apa yang
tertulis dalam mushaf yang menggunakan huruf dan suara merupakan gambaran dari
Al Quran yang qadim tersebut. Oleh karena itulah Al Quran disebut dengan qadim
dan tidak boleh disebut makhluk.
12. Rizki sekalian manusia sudah ditaqdirkan dalam azal, tidak
bertambah dan tidak berkurang, tetapi manusia diperintahkan untuk mencari
rizki, diperintahkan untuk berusaha dan tidak boleh berpangku tangan menunggu
saja.
13. Ajal setiap manusia sudah ada jangkanya oleh Allah SWT tidak
dimajukan waktunya, juga tidak dapat ditunda walaupun sekejap mata. Tetapi
manusia diperintahkan oleh Allah SWT untuk berobat kalau sakit, tidak boleh
menunggu ajal saja.
14. Anak-anak orang kafir yang mati kecil (bayi) masuk surga.
15. Do’a orang mu’min memberi manfaat bagi dirinya sendiri dan bagi
orang lain yang dido’akan.
16. Pahala sedekah, wakaf dan pahala bacaan (tahlil, shalawat dan
bacaan Al-Qur’an) boleh dihadiahkan kepada orang yang telah mati dan sampai
kepada mereka kalau dimintakan kepada Alloh untuk menyampaikannya.
17. Ziarah kubur, khususnya kubur ibu bapak, ulama’-ulama’, wali-wali,
dan orang-orang syahid, lebih-lebih maqam Rasulullah SAW, dan maqam
sahabat-sahabat beliau adalah sunat hukumnya, diberi pahala kalau dikerjakan.
18. Berdo’a kepada Allah SWT langsung atau berdo’a dengan memakai
wasilah (bertawassul) adalah sunat hukumnya, diberi pahala kalau mengerjakannya.
19. Masjid di seluruh dunia sama derajatnya, kecuali tiga buah masjid,
lebih tinggi derajatnya dari yang lain, yaitu masjid-masjid di Makkah, Madinah
dan Baitul Muqaddas. Berjalan (musafir) untuk beribadah ke masjid yang tiga
tersebut adalah ibadah hukumnya, jika dikerjakan mendapat pahala.
20. Seluruh manusia adalah anak cucu nabi Adam. Adam berasal dari
tanah. Iblis dan jin dijadikan dari api, tetapi malaikat-malaikat dijadikan
dari cahaya.
21. Bumi dan langit ada. Diapa yang mengatakan langit tidak ada Dia
keluar dari lingkungan kaum Ahlussunnah wal Jama’ah.
22. Nama Tuhan tidak boleh dibuat-buat oleh manusia, tetapi harus
seperti yang telah ditetapkan Allah SWT dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW
yang shahih. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmizi dan Imam Bukhari,
nama Allah SWT itu 99 banyaknya. Siapa yang menghafalkannya di luar kepala akan
dimasukkan ke dalam surga (lihat shahih Bukhari juz IV bagDian 195 dan shahih
Tirmidzi juz XIII, halaman 37-42). Kita umat Islam boleh berdo’a dan boleh
menyeru dengan salah satu atau semua nama-Nya yang 99 ini, umpamanya Ya Lathif,
Ya Rahman, Ya Rahim, Ya Wadud dan sebagainya.
23. Kalau terdapat ayat-ayat suci Al-Qur’an yang seolah-olah
menyatakan bahwa Allah SWT bertubuh seperti manusia, atau bertangan seperti
manusia, atau bermuka serupa manusia, maka ulama’-ulama’ Ahlussunnah wal
Jama’ah mentakwilkan atau menafsirkan ayat di atas secara majazi, yakni bukan
menurut asal dari perkataan itu, sesudah itu diserahkan kepada Allah SWT apakah
yang sebenarnya yang dimaksud oleh ayat tersebut. Misalnya ayat yang mengatakan
bahwa Tuhan bermuka, maksudnya Dialah Dzat yang Qadim, yang tidak serupa dengan
makhluk-Nya, kalau terdapat ayat mengatakan “Tuhan bertangan” maksudnya adalah
bahwa “Tuhan berkuasa” karena tangan itu adalah alat kekuasaan.
Kalau dijumpai ayat yang mengatakan “Tuhan duduk di atas Arsy”
maksudnya bahwa “Tuhan menguasai Arsy”. Ada lagi ayat dan hadits yang
mengatakan “Tuhan turun” maka yang turun adalah rahmat-Nya, bukan batang
tubuhnya sebab Allah SWT tidak berbatang tubuh. Jika dijumpai ayat mengatakan
bahwa “Tuhan atau Allah SWT itu cahaya”, maka maksudnya adalah Allah SWT itu
memberi cahaya, demikian seterusnya dengan ayat-ayat yang lain.
Hal ini dianggap sangat perlu agar kita tidak terperangkap ke dalam
kekeliruan dalam memahami ayat-ayat suci Al-Qur’an. Juga agar termasuk
orang-orang yang menyerupakan Allah SWT dengan makhluk-Nya atau golongan kaum
Musyabbihah atau Muajssimah yang menerapkan adanya keserupaan Allah SWT dengan
makhluk.
Dalam surat as Syura ayat 11 disebutkan sejelas-jelasnya bahwa Allah
SWT tidak serupa dengan makhluk-Nya. Tetapi dalam mengartikan atau menta’wilkan
ayat ini janganlah memakai sembarang ta’wil. Hendaknya diperhatikan kitab-kitab
tafsir Ahlussunnah wal Jama’ah yang dipercayai, seperti kitab tafsir At-
Thabari, tafsir Qurthubi, tafsir Jalalain, tafsir Khazin, dan lain-lain
sebagainya.
24. Bangkit sesudah mati hanya satu kali. Manusia mulanya tidak ada,
kemudian lahir ke dunia kemudian mati. Lalu hidup kembali (bangkit) dari
kematian setelah peniupan terompet dan berkumpul di padang Mahsyar sesuai
dengan ayat Al-Qur’an pada surat Al Baqarah ayat 28.
25. Upah (pahala) yang Allah SWT berikan kepada oang-orang yang saleh
bukanlah karena Allah SWT terpaksa untuk memberikannya dan bukan pula kewajiban
Allah SWT untuk membalas jasa orang itu. Begitu juga hukuman bagi orang yang
durhaka tidaklah Allah SWT terpaksa menghukumnya atau bukanlah kewajiban Allah
SWT untuk menghukumnya, tidak. Allah SWT memberikan pahala kepada manusia
dengan karunia-Nya dan menghukum dengan keadilan-Nya.
26. Allah SWT dapat dilihat oleh penduduk surga dengan mata kepala,
bukan dengan mata hati saja. Tetapi tidak boleh berpersepsi bahwa Allah SWT
berada dalam surga. Hanya kita yang bertempat dalam surga yang melihat-Nya.
27. Pada waktu di dunia tidak ada manusia dapat yang melihat Allah SWT
kecuali Nabi Muhammad SAW, pada malam Mi’raj.
28. Mengutus rasul-rasul adalah karunia Allah SWT kepada hamba-Nya
untuk menunjuki jalan yang lurus, bukanlah kewajiban Allah SWT untuk mengutus
rasul-rasul-Nya.
29. Wajib diketahui dan diyakini oleh seluruh ummat Islam bahwa Nabi
Muhammad SAW lahir di kota Makkah. Sesudah berusia 40 tahun diangkat menjadi
rasul, lalu diturunkan kepada beliau ayat-ayat Al-Qur’an berturut-berturut
selama 23 tahun. Sesudah 13 tahun menjadi rasul beliau pindah ke Madinah,
menetap disitu sampai wafat. Beliau wafat sesudah melakukan tugas 23 tahun
dalam usia 63 tahun. Makam Nabi Muhammad SAW berada di Madinah, dalam
lingkungan Masjid Madinah sekarang.
30. Nabi Muhammad SAW adalah manusia serupa
kita, bukan malaikat. Beliau makan, minum, tidur, sakit, nikah, mempunyai
keluarga serupa manusia biasa. Akan tetapi kemanusiaan beliau luar biasa,
rohaniyah dan jasmaniyah beliau luar biasa kuatnya, karena kepada beliau
diturunkan wahyu ilahi, yang kalau diturunkan di atas bukit maka bukit tersebut
akan hancur lebur. Kaum Ahlussunnah wal Jama’ah menganggap bahwa Nabi Muhammad
SAW walaupun beliau serupa manusia biasa tetapi beliau adalah sayyidul khalaiq,
makhluk Allah SWT yang termulia di antara makhluk yang lain.
---------------
Untuk bagian ke-3 (Terakhir) Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah silakan baca Ini Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah (31-52). Anda juga bisa membaca bagian ke-1 dengan membaca Inilah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah (1-10).
---------------
Untuk bagian ke-3 (Terakhir) Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah silakan baca Ini Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah (31-52). Anda juga bisa membaca bagian ke-1 dengan membaca Inilah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah (1-10).