Jepara-WAWASANews.Com
Pasar Ngabul Baru yang awalnya digunakan
untuk relokasi pedagang pasar lama, saat ini justru digunakan untuk bisnis
investasi property oleh beberapa pihak yang ingin mengambil keuntungan. Harga
kios naik hingga tiga kali lipat dari harga normal sebuah ruko.
Munaji (55), warga RT 03 RW 03 Desa Ngabul
mengaku pernah ditawari salah satu kios di blok A dengan harga Rp 120 Juta.
Menurut Munaji, orang yang menawari kios tersebut memiliki tiga kios di pasar
Ngabul yang baru itu.
“Kios-kios di blok A dari awal sudah
dilirik orang berduit. Tapi kebanyakan mereka tak memakainya sendiri. Mereka
membeli untuk dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Faktanya, meski
lokasinya strategis, kios blok A baru sedikit yang buka. Saya sendiri
sebenarnya ingin membeli kios di blok A, tapi habis. Akhirnya saya membeli kios
di blok B dengan membayar uang muka sebesar Rp 10 juta, dari harga total Rp 19
juta,” paparnya, Jumat (3/10/2014).
Padahal, menurut Yuni Sulistyo, ketua
pembangunan pasar Ngabul Baru, harga awal kios di blok A tersebut Rp 40 juta. “Lahan
memang milik desa. Tapi untuk bangunan, sepenuhnya milik investor. Jadi harga
ditetapkan berdasarkan kesepakatan investor,” tegasnya.
Nikmatnya investasi kios di Pasar Ngabul Jepara |
Pasar Mangkrak
Ahmadun, petinggi Desa Ngabul juga
menyayangkan pasar Ngabul Baru yang mangkrak. Sebab seharusnya tanah bondo desa
mampu memberi pemasukan bagi desa, tapi sampai saat ini malah belum berfungsi. “Seharusnya,
investor dan pihak terkait menerima masukan dari calon pedagang. Alasan mereka
belum memakai kios, turuti. Banyak pihak yang dirugikan karena tak sesuai
rencana,” tandasnya.
Menurut Ahmadun, salah satu sebab kios tak
kunjung digunakan pedagang adalah karena sketsa awal pasar berbeda dengan pasar
yang sudah jadi.
“Dulu direncanakan di lahan yang saat ini
terdapat deretan kios blok ZA, ZB dan ZC, dipakai untuk ruang terbuka hijau.
Selain untuk penghijauan, pasar tidak tertutup kios seperti sekarang ini. Kami
mengusulkan agar pasar dikembalikan seperti rancangan awal, tapi investor
menolak. Kami menghargai dan tak bisa berbuat banyak sebab kios memang milik
investor dan dibangun dengan biaya mereka,” tuturnya.
Di area pasar Ngabul baru, hanya sedikit
kios yang buka. Di beberapa kios yang masih tutup, terdapat kertas dan kain
yang ditempel di pintu kios dengan berbagai ukuran bertuliskan “Dijual”, lengkap
dengan nomor telepon penjual. Anda mau
berdagang di pasar yang hingga sekarang masih bermasalah itukah? Silakan. (Adipur)